Gadis Berjilbab Tergoda Nikmatnya Seks

Gadis Berjilbab Tergoda Nikmatnya Seks - Hari itu hujan rintik-rintik di awal tahun, Ayu seorang gadis yang alim dan berjilbab berniat mendaftarkan diri di sebuah tempat bimbingan belajar yang katanya paling berkualitas di kota mereka untuk persiapan UMPTN . Sesampainya di sana Ayu dan temannya disambut seseorang di tangga. Dia berkata, “Mo mendaftar yah Dek..? Kalo mau mendaftar di atas.” Dia kelihatan agak dewasa dari yang lainnya yang ada di sana. Belakangan Ayu tahu dia bernama Budi, tentor kelas IPA yang juga mengajarnya di kelas.

Cerita Dewasa Gadis Berjilbab Tergoda Nikmatnya Seks

Gadis Berjilbab Tergoda Nikmatnya Seks

Tidak cakep sih mas itu, namun rayuannya membuat Ayu sangat tersanjung. Dan wibawa serta senyumannya sangat membuat Ayu, yang lugu dan alim terkesima, apalagi saat mas Budi menjelaskan terlihat sekali kecerdasannya terpancar. Ayu semakin kagum melihatnya. Dari hari ke hari mereka semakin akrab. Ayu pun biasa diantarnya pulang, mereka pun sering ngobrol bersama tentang masalah mereka karena mereka juga sudah saling terbuka bahkan menyangkut cerita pribadi mereka. Mereka juga sering bercanda. Mas Budi pun sesekali menyentuh Ayu, dan walaupun Ayu seringkali menolak, tetap saja Ayu merasakan sesuatu yang lain dalam sentuhannya yang begitu lembut dan mesranya.

Sampai pada suatu hari dia mengajak Ayu nonton. Awalnya Ayu ragu2, namun kemudian Ayu pun menerima ajakan itu. Mereka pun pergi sekitar jam 7 malam ke twenty one. Ayu tampak canti saat itu dengan jilbab biru sedada dan kemeja putih bersih serta rok panjang lembut yang selalu Ayu pakai. Tidak lupa kaus kaki yang selalu menutupi kakinya yang putih bersih. Saat film tengah diputar, mas Budi tidak henti-hentinya melihat Ayu. Ayu pura-pura serius nonton, tapi Ayu sebenarnya juga melihatnya. Kemudian mas Budi mulai berani memegang tangannya, Ayu pun tak kuasa menolaknya dan saat mas Budi berkata, “Mas sayang kamu.” Serr.., rasanya Ayu tersambar petir asmara dan tidak kuasa menolaknya, apalagi ketika mas Budi mulai berani menyandarkan kepalanya di bahunya dan meletakkan tangannya di paha Ayu yang masih tertutup rok panjang. Ayu semakin tidak kuasa menepisnya.

Kemudian mas Budi pun memandang Ayu sejenak dan langsung menyambar bibirnya. Awalnya Ayu berusaha menolak. Namun karena serangan bibir mas Budi yang bertubi2 dan serangan birahi yang menggebu2, dengan agak canggung akhirnya Ayu menyambutnya. Ayu yang sudah terbakar napsu birahi untuk pertama kali dalam hidupnya lagi2 tak kuasa menolak saat sidah mas Budi menyusup kedalam mulutnya dan bertemu dengan lidahnya. Lidah mereka saling bertautan dan aroma nafas mereka saling memburu mereguk nikmatnya air liur mereka yang saling mereka tukarkan. Kebetulan di sederetan kursi mereka duduk tidak ada orang, jadi tidak ada yang melihat aktivitas mereka ini. Baru sekali ini Ayu melakukan hal seperti ini. Apalagi sekarang Ayu melakukannya di bioskop, sehingga Ayu juga merasa agak malu saat kemudian ia membayangkan. Bagaimana bila tiba2 orang2 mengetahui apa yang ia lakukan dengan mas Budi. Dimana martabatnya sebagai seorang gadis yang alim dan berjilbab? Namun pikiran itu tidak bisa mengalahkan gejolak birahi Ayu, justru malah membuatnya semakin terangsang. Itulah sebabnya Ayu sangat menikmatinya.

Mas budi yang satu ini pun semakin berani menyingkap rok panjang Ayu dan mulai mengelus-elus paha mulus Ayu yang kuning langsat itu,dan dia berkata, “Paha kamu mulus yah.., Mas jadi tambah sayang sama kamu. Pasti paha kamu belum pernah disentuh cowok kayak sekarang khan??” Kebetulan rok yang Ayu pakai saat itu memang mendukung, sebuah rok biru panjang lembut namun ada belahannya di pinggir yang menyebabkan tangan masnya ini mudah menyusup masuk mencari kehangatan cinta di antara dua paha Ayu. Namun karena malu Ayu pun menahan tangannya, dan berkata, “Jangan Kak.” Mas Budi tidak memperhatikan kata-kata Ayu, dan tangannya terus memaksa masuk.

Sekarang celana dalam Ayu bagian paha dalam sudah ia raih. Sedikit lagi ia tarik, maka mas Budi akan mendapatkan kemaluan Ayu yang sudah basah ini. Mas Budi berkata, “De.., nggak pa-pa kok, enak deh, masa nggak percaya sih sama Mas. Ya Yang… ya..!” Ayu pun tetap bertahan untuk tidak memberikan apa yang mas Budi mau, namun tenaganya lebih kuat dari padanya, sehinggga slep.., jarinya menyentuh klitoris Ayu.

Ayu merasakan kenikmatan yang luar biasa, apalagi ketika mas Budi mulai memainkan tangannya di lubang Ayu bagian luar, mengelus-elus bulunya yang tipis dan menggesek-gesekkan klitorisnya yang sudah basah dengan cairannya. Sungguh sensasi yang luar biasa yang tak pernah tidak Ayu rasakan. Tidak sadar Ayu pun mulai menggelinjang dan mengeluarkan suara-suara yang erotis sambil masih merasakan malu, “Ahh… ahh… Mas..,maaasss.., jang…jangaaan…. Mass..aaaakhh….!”

Kepalanya yang tanpa sadar juga sudah sudah menempel di kedua payudaranya. Film pun habis, lampu kembali menjadi terang. Mas Budi pun memandangi Ayu dengan mesranya. “Pulang yuk..!” katanya sambil menggandeng tangan Ayu. Sambil berjalan turun, Ayu pun membetulkan rok dan jilbabnya yang sudah diacak-acak oleh mas Budi tadi.

“Maafin kelakuan Mas yah tadi.” mas Budi pun memecahkan kebisuan di antara mereka berdua. “Nggak pa-pa, tapi jangan diulangi lagi yah Kak.. Ayu takut.” jawab Ayu. Mas Budi langsung merangkul pinggul Ayu dan mencium pipinya, sungguh sangat mesranya. Mereka pun pulang dengan menggunakan jasa taxi.

“Turun dulu Kak..!” kata Ayu saat taxi sudah sampai di depan rumahnya. Mas Budi pun menyanggupi dengan langsung membayar taxi dan ikut turun bersama Ayu.

Ayu pun mengambil kunci di bawah pot, di situ biasa keluarganya menyimpan kunci kalau tidak ada orang di rumah. Maklumlah, ibu dan bapak Ayu sering pergi ke rumah masnya yang paling tua, sehingga Ayu biasanya hanya tinggal di rumah bersama saudara-saudaranya.

Ayu langsung mempersilakannya masuk ke rumah mungilnya. “Duduk Mas.., mo minum apa..?” “Nggak usah repot-repot deh, ehh iya orangtuamu nggak ada..?” “Nggak ada Mas, lagi pergi kayaknya.” “Oohh..” Begitu percakapan mereka setelah mereka masuk. Ayu pun langsung masuk kamar untuk mengganti baju.

“Tunggu sebentar yah Kak.” kata Ayu, namun mas Budi langsung mengikuti Ayu ke dalam kamar dan menggendongnya ke atas ranjang, lalu mengunci pintu kamarnya. “Mas mau apa..?” tanya Ayu lugu. “Lanjutin yang tadi yah..?” ucapnya. “Jangan Kak, Ayu takut..!” kata Ayu lagi tapi Mas Budi langsung memeluk Ayu dan menciumi Ayu dengan liarnya. Ayu yang juga sudah dari tadi terangsang menyambutnya dengan ciuman Ayu yang bernafsu.

“Achh.., ack.., ack..!” bunyi mulut mereka yang saling terpaut mesra. Mas Budi pun melepaskan semua bajunya dan bugil di depan Ayu yang wajahnya mulai merah karena terbakar napsu birahi. Kemaluan Mas Budi yang menggelantung di depannya sangat besar, baru kali ini Ayu melihat secara langsung. Selama ini Ayu hanya melihat sesekali saat ia membuka situs porno di internet. Biarpun alim, namun Ayu suka membuka situs2 porno di internet. Ayu tidak kuasa menolak ketika mas Budi melepaskan seluruh baju Ayu, sehingga Ayu polos tanpa sehelai benang pun yang menempel pada tubuhnya, kecuali jilbab birunya yang memang sengaja tidak ditanggalkan oleh mas Budi. “kamu tampak lebih menggairahkan saat masih pake jilbab, sayang.” Bisik mas Budi lembut.

Di kamar Ayu sendiri, di atas ranjangnya sendiri, dimana ibunya biasa tidur bersamanya, sekarang Ayu sedang memegangi batang kemaluan tentornya yang amat panjang dan keras yang mas Budi sodorkan ke mulut Ayu. Walaupun sempat menolak karena agak jijik, namun akhirnya Ayu mau juga dan malah keenakan menghisap miliknya seperti lolypop yang dulu sering diberikan mama waktu Ayu kecil. Mas tentornya pun mengerang keenakan, “Ahh.., aah.., ahhh.., enak Sayang.. terus..!” Terdengar juga saat itu, “Ckkc.. ckkk..!” bunyi hisapan mulut Ayu di batang kemaluannya. Terlihatlah pemandangan yang sangat menggairahkan, seorang gadis yang hanya memakai jilbab di tubuhnya sedang menjilati kemaluan seorang lelaki yang bukan suaminya.

Dalam posisi Ayu tidur dan mas Budi mengangkang di atasnya sambil kedua tangannya meraih payudaranya dan meremas-remasnya, Ayu pun keenakan dibuatnya. Ia sudah tidak ingat apa2 lagi, karena api birahi sudah menguasainya 100 persen. Mas Budi kini melepaskan penisnya dan menghisap kedua payudara Ayu secara bergantian dengan liarnya sambil tangannya memainkan klitoris Ayu dan sesekali menusuk masuk ke lubangnya yang sudah amat becek. Ayu pun merasa sangat nikmat dibuatnya. “Aaah.., ahh.., uhh.., uuhh Maasshh.. shhtt..kkk….. Kak eehhk.., ah.. aahh uhh aaah..!” begitulah teriakannya sambil meracau tidak karuan karena menahan nikmat yang luar biasa.

Mas Budi pun menjilati tubuh Ayu, turun dan turun hingga sampai kepada lubang kemaluannya yang ia garapmesra. Ayu pun melenguh keenakan, “Aahh.., aahhh… massshh.., Ayu mo pipiisshhh..!” Mas Budi seakan tidak menggubrisnya, jilatannya pindah ke arah paling sensitif. Klitoris Ayu dimain-mainkan dengan lidahnya. Ayu hanya bisa merem melek dibuatnya, karena sensasi yang luar biasa atas permainan lidahnya di bagian tubuhnya yang sensitif.

“Kakkk.., Kakkk.., Ayu pipiiishhh. Ahh.., aahh..!” Ayu pun mengeluarkan cairannya, namun mas Budi tidak berhenti menghisap vagina Ayu sampai semuanya dibuat bersih. “Oohh.., Kakkk.., enakk.. Kakk..!” Ayu seakan tidak perduli lagi apa yang Ayu ucapkan. Mas Budi pun mencoba menusuk Ayu dengan senjatanya yang sudah menegang dari tadi. mas Budi mau memuaskan Ayu dulu baru memikirkan nasib ‘adek’-nya.

Ayu pun segera melebarkan kakinya untuknya, pasrah memberikan diri Ayu untuknya. Mas Budi pun berusaha memasukkan batang penisnya ke arah vagina Ayu, namun agak sulit karena memang Ayu masih perawan. Ayu pun merasa sakit, namun karena mas Budi juga meremas payudara Ayu dan menghisap bibir Ayu, rasa sakit itu sedikit terobati. Sampai akhirnya, “Bless..! Pertahanan Ayu berhasil ditembusnya. Ayu pun berteriak, “Ahh.., saa.. saakiitt Kaakkk..!” Mas Budi pun membelai kepala Ayu yang terbungkus jilbab, dan berkata, “Tahann ya uhh..!”

Mas Budi pun nampak keasyikkan menikmati jepitan memek Ayu, “Uhh.., Dekk.., kamu hebat..!”Mereka pun terus berciuman sementara tangannya memainkan puting susu Ayu yang semakin mengeras. “Ahh.., aahh.. aahh..” betul-betul nikmat dan asyik, “Aahhh.., ohh.., uuhh..!” Mas Budi pun menghisap bibir Ayu dengan lembut. Tidak lama kemudian, “Ahh.., aahh.., ohh.., yeaahh.. yeaah.. Kak.. Ayu mo pipiss lagiiihhh… Oohh Ayu sudah tidak tahan lagi..!” dan, “Serrr…” keluarlah cairan Ayu.

Ayu pun merasakan kenikmatan yang teramat sangat di sekujur tubuhnya seiring keluarnya cairan di liang kenikmatan Ayu beserta darah segar yang sejak tadi keluar dan membasahi sepreinya. Seketika itu juga Mas Budi mengeluarkan batang kemaluannya dari lubang kemaluan Ayu dan menyemprotkan spermanya ke seluruh wajah dan mulut Ayu, sampai membasahi jilbab Ayu. Ayu pun membersihkan sisa-sisanya dengan menelan sperma yang ia semprotkan dengan menghisap batang kemaluannya sampai bersih.

Kemudian mereka pun menatap mesra, berpelukan dan tertidur bersama.
Previous
Next Post »