Muslimah adalah seorang ibu rumah tangga berwajah cantik yang berkulit putih bersih baru berusia 31 tahun. Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul, wanita ini telah dikaruniai dua anak yang masing-masing berusia 3 tahun dan 5 tahun. Selain kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, wanita yang selalu mengenakan jilbab ini juga cukup aktif di partai, demikian juga suaminya. Jilbab lebar serta jubah panjang serta kaus kaki sebagai cirinya ada padanya apabila dia keluar rumah atau bertemu laki-laki yang bukan mahromnya, sehingga mengesankan kealiman Muslimah.
Cerita sex – Sebetulnya Muslimah kurang suka dengan laki-laki yang bernama Naryo itu, karena matanya yang jalang kalau melihatnya seakan hendak menelannya bulat-bulat sehingga dia lebih suka menghindar jika Naryo datang bertamu. Namun kali ini, Muslimah harus menemuinya karena Naryo ini adalah rekan suaminya, terpaksa Muslimah bersikap ramah kepadanya. Memang tidak mungkin untuk menyuruh Naryo kembali, ketika suaminya tidak ada di rumah seperti ini karena jauhnya rumah tamu suaminya ini.
Akhirnya Muslimah mempersilahkan Naryo menunggu di ruang tamu sedangkan dia pergi ke dapur membuatkan minum untuk tamunya tersebut. Sore ini, suasana rumah Muslimah memang sangat sepi. Selain suaminya yang tidak ada di rumah, kedua anaknya pun sedang ngaji dan baru pulang menjelang maghrib nanti. Di dapur, Muslimah tengah menyiapkan minuman dan makanan kecil buat tamu suaminya yang tengah menunggu di ruang tamu. Tangan ibu muda ini tengah mengaduk gelas untuk minuman tamu suaminya ketika tanpa disadarinya, laki-laki tamu suaminya yang semula menunggu di ruang tamu tersebut menyelinap ke dapur menyusul Muslimah.
Muslimah terpekik kaget, ketika dirasakannya tiba-tiba seorang lelaki memeluknya dari belakang. Wanita berjilbab lebar ini sangat kaget ketika menyadari yang memeluknya adalah Naryo tamu suaminya yang tengah dibikinkan minuman olehnya. Muslimah berupaya meronta namun tiba-tiba sebilah belati telah menempel di pipi wanita yang halus ini. Kemudian lelaki itu langsung mendekatkan mulutnya ke telinga Muslimah.
“Maaf, Mbak Muslimah. Mbak Muslimah begitu cantik dan sangat menggairahkan, aku harap Mbak jangan melawan atau berteriak atau belati ini akan merusak wajah ayu yang cantik ini”. desis Naryo membuat Muslimah tak berkutik.
Kilatan belati yang dibawa Naryo membuat wajah wanita berjilbab ini pucat pasi. Seumur hidupnya, baru kali ini Muslimah melihat pisau belati yang terlihat sangat tajam sehingga membuat wanita ini lemas ketakutan. Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika dia merasakan kedua tangan Naryo itu menyusup ke balik jilbab lebarnya meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup jubah dan?.. Lantas salah satu tangan Naryo lalu turun ke arah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya dari luar jubah yang dipakainya.
“Jangaan.. dik Naryo..”desah Muslimah dengan gemetaran.
Namun laki-laki ini tak perduli, kedua tangannya kian bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan wanita alim berusia 31 tahun ini. Muslimah menggeliat-geliat menerima remasan laki-laki yang bukan suaminya ini dalam posisi membelakangi laki-laki itu.
“Jangaan.. dik Naryo…. sebentar lagi anak-anakku pulang..” desah Muslimah masih dengan wajah ketakutan dan gelisah.
Naryo terpengaruh dengan kata-kata Muslimah, diliriknya jam dinding yang terdapat pada dapur tersebut dan memang selama sering bertamu di rumah ini Naryo mengetahui tak lama lagi kedua anak wanita yang tengah diperkosanya itu pulang dari ngaji. Laki-laki ini mengumpat pelan sebelum kemudian, Naryo berlutut di belakang Muslimah. Muslimah menggigil dengan tubuh mengejang ketika kemudian wanita kader ini merasakan tangan lelaki tamu suaminya itu merogoh lewat bagian bawah jubahnya, lalu menarik turun sekaligus rok dalam dan celana dalamnya. Lantas tanpa diduganya, Naryo menyingkap bagian bawah jubah birunya ke atas sampai ke pinggang.
Ibu muda berjilbab lebar ini terpekik dengan wajah yang merah padam ketika menyadari bagian bawah tubuhnya kini telanjang. Sementara Naryo justru merasa takjub melihat istri rekan sekantornya ini dalam keadaan telanjang bagian bawah tubuhnya begitu menggairahkan. Sungguh, laki-laki ini tidak pernah menyangka kalau sore ini akan melihat tubuh istri Mas Syamsul yang selalu dilihatnya dalam keadaan berpakaian rapat kini ditelanjanginya.
Pertama kali Naryo melihat Muslimah, laki-laki ini memang sudah tergetar dengan kecantikan wajah wanita berkulit putih keturunan ningrat ini walaupun sebenarnya Naryo juga sudah beristri, tapi apabila dibandingkan dengan Muslimah wajah istrinya nggak ada apa-apanya. Namun wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar membuatnya segan juga karena Muslimah adalah istri temannya.
Tetapi seringkalinya mereka bertemu membuat Naryo semakin terpikat dengan kecantikan istri mas Syamsul ini, bahkan walaupun Muslimah memakai pakaian jubah panjang dan jilbab yang lebar, Naryo dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini melalui tonjolan kemontokan buah dadanya dan pantatnya yang bulat indah bahenol. Muka Muslimah merah padam ketika diliriknya, mata Naryo masih melotot melihat tubuh Muslimah yang setengah telanjang.
Celana dalam dan rok dalam yang dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di bawah kakinya setelah ditarik turun oleh Naryo, sehingga wanita alim ini tidak lagi memakai celana dalam. Bentuk pinggul dan pantat wanita alim yang sintal ini sangat jelas terlihat oleh Naryo. Belahan pantat Muslimah yang telanjang terlihat sangat bulat, padat serta putih mulus tak bercacat membuat birahi laki-laki yang telah menggelegak sedari tadi kian menggelegak. Diantara belahan pantat Mufida terlihat kemaluan wanita istri rekannya yang sangat menggiurkan.
“Mbak Muslimah.. Kakimu direnggangkan dong. Aku ingin melihat memekmu…” kata Naryo masih sambil jongkok seraya menahan birahinya karena melihat bagian kehormatan istri rekannya yang cantik ini.
Wanita itu menyerah total, ia merenggangkan kakinya. Dari bawah, lelaki itu menyaksikan pemandangan indah menakjubkan. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya, meski tak lebat namun terlihat rapi. Naryo kagum melihat kemaluan Muslimah yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.
“Jangaan.. diik.. hentikaaan… anak-anakku sebentar lagi pulang” pinta Muslimah dengan suara bergetar menahan malu.
Namun Naryo seolah tak mendengarnya justru tangan lelaki itu menguakkan bongkahan pantat istri Muslimah dan lidahnya mulai menyentuh anusnya. Muslimah menggeliat, tubuh ibu muda berjilbab ini mengejang ketika ia merasakan lidah lelaki itu menyusuri belahan pantatnya lantas menyusuri celah di pangkal pahanya.
“Oh dik jajajangan?”.
Dengan bernafsu Naryo menguakkan bibir kemaluan Muslimah yang berwarna merah jambu dan lembab. Tubuh wanita ini mengejang lebih hebat lagi saat lidah lelaki itu menyeruak ke liang vaginanya. Tubuhnya bergetar ketika lidah itu menyapu klitorisnya. Semakin lama wanita berjilbab berusia 31 tahun ini tak kuasa menahan erangannya.
“Oh yeah? Aaaagggh!”, ketika bibir lelaki itu mengatup dan menyedot-nyedot klitorisnya.
Dan menit-menit selanjutnya Muslimah semakin mengerang berkelojotan oleh kenikmatan birahi ketika Naryo seakan mengunyah-ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Muslimah belum pernah diperlakukan seperti ini walaupun oleh mas Syamsul suaminya.
“Hmmm…, memekmu enak?. Mbak Muslimah….” kata Naryo sambil berdiri setelah puas menyantap kemaluan istri rekannya ini, dan tangan kirinya terus mengucek-ngucek kelamin Muslimah sambil berbisik ke telinga ibu muda itu?.
“Mbak saya entotin ya, saya mau mbak merasakan hangatnya penisku”
“Aihhhh… eungghhhh…. jangan.. ampun” Muslimah mengerang dengan mata mendelik, ketika sesuatu yang besar, panjang dan panas mulai menusuk kemaluannya melalui belakang.
Tubuh wanita berjilbab berdarah ningrat itu mengejang antara rasa marah bercampur nikmat Muslimah meronta lemah disertai desahannya. Dengan buas Naryo menghujamkan batang penisnya.
“Mmmfff.. oh oh. enak juga ngentot sama Mbak?.” tanpa melepas bajunya ibu muda itu, Naryo menyetubuhi isteri sahabatnya dari arah belakang, Naryo sambil menggerakkan pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah menghentakan penis besarnya.
Muslimah dapat merasakan penis Naryo yang kini tengah menusuk-nusuk liang kemaluannya, jauh lebih besar dan panjang dibanding penis suaminya. Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Muslimah, lalu jari tengahnya mulai menekan klitoris ibu muda berjilbab itu lantas dipilinnya dengan lembut, membuat wanita kader salah satu partai yang alim ini menggigit bibirnya disertai desahan nikmatnya. Muslimah tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar kesadarannya. Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah nikmat, apalagi tangan kanan lelaki itu kini menyusup ke balik jubahnya, lalu memilin-milin puting susunya yang peka…
“Ayo Mbak Muslimah…. ahhhh… jangan bohongi dirimu sendiri… nikmati… ahh…. nikmati saja….” Naryo terus memaju mundurkan penisnya yang terjepit vagina ibu muda yang alim ini.
Muslimah menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melawan terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa malu. Tapi ia tak mampu. Muslimah mendesah nikmat dan tanpa sadar ia meracau…
“Oh besar sekali punyamu dik Naryo, sakiiiit… Oooh ampuuun yeah ampuuun dik”.
Naryo dengan gencar mengocok penisnya didalam vagina yang mulai basah sambil berbisik pada ibu muda itu.
“Mana yang enak kontolku dengan punya mas Syamsul mbak?”, Muslimah mulai meracau kembali seraya mengerang.
“Oooooh enak punyamu dik, besar dan panjang aduh dik ngilu oh mmmf Aaaagghh..” dan akhirnya wanita cantik ini menjerit kecil saat ia meraih puncak kenikmatan, sesuatu yang baru pertama kali ditemuinya walaupun 6 tahun dia telah menjalani pernikahan dengan mas Syamsul belum pernah Muslimah mendapatkan orgasme sedahsyat ini.
Tubuh Muslimah langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya selangkah lagi akan sampai ke puncak. Naryo masih terus mengaduk vaginanya dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman panjang Naryo menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu muda berjilbab ini. Kedua tangannya mencengkeram payudara Muslimah yang padat dan montok dengan kuat diremasnya. Muslimah yang masih dibuai gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam vaginanya disembur cairan hangat mani dari penis Naryo yang terasa banyak membanjiri liangnya. Muslimah kembali merintih mirip suara anak kucing, saat dengan perlahan Naryo menarik keluar penisnya yang lunglai.
Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita ini. Muslimah tersadar dan terisak dengan tangan bertumpu pada meja dapur.
“Sudah, Mbak Muslimah nggak usah nangis! Toh mbak Muslimah ikut menikmati juga, jangan ceritakan pada siapa-siapa kalau tidak mau nama baik suamimu tercemar dengan perselingkuhan kita!!” kata-kata Naryo dengan nada tekanan keras sambil membenahi celananya.
Muslimah diam saja, harga dirinya sebagai seorang istri dan wanita hancur. Wanita itu baru merapikan pakaiannya yang awut-awutan ketika, dilihatnya Naryo telah pergi dari dapur dan beberapa saat kemudian tanpa berpamitan, terdengar suara mobil Naryo berlalu meninggalkan halaman rumahnya. Mufida terisak menyesali nasib yang menimpanya,
Namun dia juga merasa malu betapa dia ikut menikmati juga ketika tamu suaminya itu menyetubuhinya sambil berdiri dari arah belakang tubuhnya dengan posisi menungging, Muslimah belum pernah melakukan hubungan intim bersama suaminya dengan posisi demikian itu, namun segera air mata yang menghiasi wajahnya buru-buru dihapusnya saat didengar suara kedua anaknya pulang.
Dan sejak peristiwa perkosaan itu, ketika ia melakukan hubungan kelamin dengan suaminya Muslimah sudah tak bisa merasakan nikmat lagi saat ia melayani suaminya. Muslimah merasakan penis suaminya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan punya Naryo yang besar panjang, dan bayangan saat ia diperkosa oleh Naryo membuat dirinya menuntut sesuatu yang dapat memberikan gelombang kenikmatan. Ia ingin suaminya bisa seperkasa Naryo yang bisa melambungkan sukmanya saat mencapai puncak kenikmatan. Rasa menyesal saat diperkosa dan gejolak syahwat berkecamuk dalam batinnya membuat ibu muda itu merindukan kejantanan milik lelaki seperti Naryo, namun semuanya ia pendam sendiri seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa bila berada didepan suaminya.
Dua minggu setelah peristiwa itu Muslimah menerima telepon dari Naryo saat suaminya keluar kota.
“Halo mbak! Mas Syamsul pergi ke Semarang ya? Saya mau bertamu ke rumah bolehkan?”
“Brengsek kamu dik Naryo!” jawab Muslimah.
“Lho koq mbak marah. Mbak menikmati juga kejantananku saat itu.”
Lalu Muslimah memutuskan hubungan telepon, dengan tubuh gemetar dan perasaan tak menentu ia masuk ke dalam kamar, ia khawatir Naryo pasti akan datang bertamu siang ini disaat anak-anaknya berada disekolah dan suaminya tak ada dirumah. Hatinya berkecamuk antara menerima kunjungan Naryo atau tidak, namun gejolak nafsunya menuntut sesuatu yang tak pernah didapatkan dari suaminya. Tiba-tiba ketukkan pintu terdengar olehnya dan dengan gugup ia keluar dari kamar, langkahnya sedikit gemetar saat menuju pintu rumah.
Ketika ia membuka pintu tampak seringai Naryo dengan sorot mata penuh nafsu saat menatap dirinya. Tanpa basa basi lagi Naryo langsung mengunci pintu rumahnya, dan Naryo telah mempunyai rencana agar isteri sahabatnya yang cantik ini akan selalu ketagihan dengan batang kejantanannya, dan Naryo akan menunjukkan bagaimana memberikan kepuasan dalam permainan seks pada isteri sahabatnya. Saat Naryo mendekati tubuh wanita cantik ini kian gemetar dan dengan buasnya Naryo menciumi leher jenjang isteri sahabatnya, tubuh ibu muda itu mengejang ketika dengan sedikit kasar Naryo meremas-remas pantatnya dan kekasaran itu membuat gejolak nafsu Muslimah menggelegak hingga lupa akan segala-galanya.
Matanya terbelalak saat dengan cepatnya Naryo sudah dalam keadaan telanjang dihadapannya, penisnya yang besar panjang mulai membesar. Dan dengan kasar Naryo melucuti pakaian Muslimah hingga keduanya sama-sama telanjang yang tinggal hanya jilbabnya yang belum terlepas, karena Naryo akan lebih bergairah jika isteri sahabatnya saat digarap masih memakai jilbab. Kemudian Naryo mendudukkan ibu muda itu di sofa, lalu disorongkan penisnya ke wajah Muslimah dan digesekan ke hidung perempuan itu.
“Ayo mbak cium dan jilati ini penis yang pernah memberikan kenikmatan ayo ayo!.”
Saat itu Muslimah serasa akan muntah karena ia belum pernah mencium penis Naryo sedang penis suaminya belum pernah Muslimah menjilatinya, dan ini penis orang lain. Namun kali ini ia dengan terpaksa melakukan itu.
“Pegang ya mbak, dan gesek-gesek dipipi, nah begitu cium mbak terus-terus cium.”
Aroma batang penis itu mulai merangsang Muslimah dan tanpa sadar ia mulai menjilati penis Naryo dengan nafsu yang menggelegak dan ia merasakan sensasi baru memacu gairahnya, ia mulai merasakan penis itu kian membesar dalam mulutnya hingga mulutnya tak sanggup lagi untuk mengulum batang penis lelaki itu. Muslimah sudah bukan Muslimah yang dulu lagi sejak ia mengenal batang penis lelaki yang besar panjang.
“Mmmmfff… mmmf”
“Oh oh yeah enak juga ngentot mulut mbak, ternyata mbak suka isep kontol ya?”, dan kata-kata kotor Naryo ditelinganya serasa indah terdengar dan nafsu Muslimah kian membuncah keubun-ubun.
“Dik Naryo puaskanlah mbak.. bawalah mbak masuk ke kamar oh dik cepatan.. setubuhi mbak seperti tempo hari.
“Aaaagggh.. Ouuuh”
Lalu Naryo membopong tubuh molek isteri sahabatnya naik ke ranjang, dan dengan buas Naryo menindihnya, dan ibu muda itu berkelojotan saat mulut Naryo mengulum putting susu yang masih segar dan jari-jari Naryo merogoh liang vaginanya. Muslimah kian mengejang?.
“?Ooooh mmmf ampun Dik Naryo jangan… jangaaan mempermainkan mbak oh yeah mmf… Ayo dik Naryo berilah mbak nikmat kejantananmu aampun…”
“He… heee sabar dong mbak, aku juga suka dengan memek mbak yang sempit ini, aku suka jilatin memekmu, mana yang enak punyaku dengan punya mas Syamsul mbak”
“?Enak punyamu dik.”
“Mana yang besar dan panjang punyaku sama punya mas Syamsul”
“Oh dik tolong dik cepat. Bbbbbesar pppppunya muuu.”
Lalu dengan gemasnya Naryo menggigit kecil payudara indah milik Muslimah seraya batang penis besar itu menerobos masuk keliangnya yang sempit, walau ia sudah melahirkan anak dua namun serasa sempit buat ukuran penis besar Naryo. Mata ibu muda itu terbeliak keatas saat penis besar itu kandas didasar rahimnya dan kenikmatan seperti itu belum pernah ia dapatkan dari suaminya dan sekarang ia dapat merasakan dari penis orang lain selain suaminya, tubuhnya menggeletar hebat ketika dengan irama lambat dan terkadang cepat ayunan batang penis Naryo keluar masuk vaginanya. Kenikmatan demi kenikmatan serasa sampai ke ubun-ubunnya.
“Ooh oh yeh enak eeeeeenak kontol besarmu dik Naryoiiiiii oh ampun.”
Ia meracau tanpa sadar saking kenikmatan itu mendera dirinya. Muslimah bagaikan kuda betina liar saat dipacu oleh lelaki sahabat suaminya, ia melenguh seperti sapi disembelih karena nikmatnya, ia menangis dan menyesal karena selama ini ia telah tertipu oleh suaminya bahwa kenikmatan itu bisa ia dapatkan asalkan mas Syamsul tahu bagaimana caranya memberikan kepuasan kepadanya, dan ternyata suaminya adalah suami yang tidak mempunyai pengetahuan tentang urusan seks, itu yang membuat ia menangis, serta menyesal, terhina dan marah pada diri sendiri. Maka bagaikan banteng betina yang terluka ia pacu nafsu berahinya yang terpendam selama ini.
“Ayo dik nikmatilah tubuhku, setubuhilah aku sesukamu.”
“Baik mbak yang cantik, kekasih binalku sekarang waktunya nikmatilah rasa kontol besar ini”
“Mmmmmf yeah, oh memek mbak legit rasanya.”
Dan Tubuh Muslimah melengkung saat ia mencapai puncak nirwana.
“Ooooh enak tolooooong ampuuuuuun,” biji mata Muslimah mendelik ia berkelonjotan saat semburan lahar panas Naryo dengan derasnya menyemprot dasar rahimnya, dan batang penis besar itu berkedut-kedut di dinding vaginanya.
Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul baru ini ia merasakan begitu nikmatnya semburan air mani lelaki hingga tubuhnya bergetar bagai kena aliran listrik ribuan watt dan sukmanya serasa terbang melambung ke awang-awang.
Hingga kini hubungan mereka telah berjalan 1 tahun tanpa diketahui oleh suaminya, karena mereka pintar memanfaatkan waktu serta merahasiakannya, kadang bila ada kesempatan mereka melakukan di hotel dan yang lebih berani lagi saat suaminya ada dirumah. Naryo pura-pura berkunjung untuk bermain catur dengan suaminya, saat itu juga isterinya menyediakan minuman kopi buat suaminya dengan dibubuhi obat tidur yang sengaja dibawa Naryo, sehingga sewaktu suaminya bermain catur dengan Naryo, Syamsul tidak tahan lama karena mengantuk berat lalu masuk kedalam kamar. Muslimah berpura-pura ikut tidur juga disamping suaminya agar suaminya tidak curiga dan ia katakan bahwa Naryo ingin menginap dirumahnya dan tidur di sofa ruang tamu.
Pada saat suaminya telah tertidur pulas bagaikan orang mati, Muslimah disetubuhi oleh Naryo disamping suaminya, Muslimah berpacu dalam birahi hingga ia meringkik nikmat dengan tubuh berkelojotan disamping tubuh suami yang tertidur pulas, bahkan perbuatan yang demikian itu membuat sensasi aneh tersendiri bagi mereka berdua. Persetubuhan itu mereka lakukan hingga menjelang subuh.
Ada sesuatu yang lebih membuat Muslimah amat terangsang nafsunya bila saat Naryo sekali-kali datang berkunjung kerumahnya, dengan berpura minta diajarkan computer sama Naryo sementara suaminya duduk diruang keluarga sambil menikmati secangkir kopi, hanya dengan jarak beberapa meter, disitu ibu muda itu sedang belajar computer bersama Naryo, Muslimah merasa sangat terangsang hebat saat dengan sengaja Naryo menggesek-gesekan batang penisnya yang menegang dari balik celana training ke lengan Muslimah yang sedang mengetik didepan monitor. Gesekan itu membuat sensasi aneh dalam dirinya ketika merasakan batang penis Naryo serasa mengeras dan tegang dipangkal lengannya, dan terkadang pula ia rasakan batang penis besar itu berdenyut-denyut dipinggangnya saat dengan sengaja Naryo pindah membelakangi tubuhnya.
Suaminya tidak merasa curiga sedikitpun karena Syamsul tahu bahwa isterinya sedang diberi pelajaran tentang mengakses computer, ia tidak menyadari bahwa isterinya sedang dirangsang oleh Naryo habis-habisan. Tubuh Muslimah mulai menggeletar penuh nafsu dengan aksi yang dilakukan Naryo padanya. Karena sudah tak tahan lagi Muslimah pergi keruang dapur membuat minuman dan Naryo pergi menuju toilet namun sesungguhnya Naryo ikut pula menyusul isteri sahabatnya kearah dapur, dari balik lemari makan yang besar itu mereka melakukan persetubuhan dengan berdiri dengan amat tergesa-gesa saat sang suami wanita itu sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca koran. Syamsul tidak menyadari bahwa isterinya sedang disetubuhi habis-habisan oleh Naryo dengan posisi berdiri.
“Ooooh Naryo mmmmfff… ampun dik Hen”, dengan buas Naryo mengayunkan pantat maju mundur menusukkan penis besarnya kedalam vagina ibu muda itu, sukma wanita cantik itu serasa terbang ke langit tinggi saat ia disetubuhi dengan cara demikian itu oleh Naryo sahabat suaminya, Muslimah belum pernah merasakan disetubuhi dengan cara berdiri dan tergesa-gesa, dan ini yang membuat suatu kenikmatan tersendiri buat Muslimah saat ia digarap oleh Naryo sementara sang suami berada tak jauh darinya.
“Oooooh Naryo mbak keluaaar oh ampun dik, cepat dik Naryo nanti ketahuan suamiku,” namun Naryo tidak menghiraukannya, dengan perkasanya Naryo memacu kuda betinanya yang cantik ini sampai berkelojotan dengan biji mata mendelik keatas menikmati kocokan batang penis besar itu dalam vaginanya yang sempit.
“Oooooh yeah memek mbak sempit legit, enaak rasanya, aku akan lebih bergairah lagi bila aku dapat ngentot mbak bila disaksikan mas Syamsul.”
Naryo semakin terbuai sensasi saat ia dengan buasnya menyetubuhi isteri sahabatnya padahal Syamsul tak begitu jauh jaraknya dari tempat mereka bersetubuh. Dan dengan menggeram nikmat Naryo menyemprotkan air maninya ke dalam vagina ibu muda itu, Muslimah mengejang dan mengerang bagaikan kucing betina yang mengeong lirih saat semburan lahar panas Naryo menerpa dasar rahimnya, tubuhnya bergetar dengan hebat dengan nafas serasa akan putus ketika batang kejantanan Naryo yang besar panjang berkedut-kedut diliang memeknya.
“Ooooohhh mmmmffff… enaaaaaaaaaaak, ampuuuuuun dik, kontolmu enak dan besar.”
Dan persetubuhan itu berakhir dengan sama-sama mencapai puncak nirwana yang diraih dengan cara tergesa-gesa penuh rasa sensasi. Dan akhirnya mereka berdua kembali keruang keluarga tanpa menimbulkan kecurigaan mas Syamsul. Sebelum keluar dari dapur Naryo sempat berbisik ke telinga ibu muda itu.
“Lain waktu aku akan ngentotin mbak lagi ya,” seraya tangan Naryo meremas-remas susu mengkal wanita cantik berdarah ningrat itu.
Ketika Syamsul ditugaskan oleh atasannya untuk mengelola perkebunan di Sumatera, Muslimah terpaksa ikut dengan suaminya dan anak-anak mereka dititipkan pada neneknya di Jogyakarta karena kedua anaknya harus tetap bersekolah. Dan ditempat pindah mereka yang baru itu adalah sebuah pulau kecil dimana penduduknya masih terbelakang pola pikirnya. Ditempat tugas barunya Syamsul mendapatkan sebuah rumah perkebunan yang lengkap dengan segala fasilitasnya. Muslimah merasa sangat senang menempati rumah itu, dengan suasana alam pedesaan, disini Muslimah bisa menghindar dari Naryo. Setelah tiga bulan berada di pulau terpencil itu, kehidupan rumah tangga Muslimah masih berjalan seperti biasanya hingga suatu hari Mas Syamsul menawarkan pada Muslimah seorang tukang kebun untuk merawat pekarangan rumah dinas yang ditempatinya dan sekalian sebagai penjaga rumah.
Pak Renggo adalah seorang lelaki yang berusia 65 tahun namun tubuhnya masih nampak kekar dan berkulit hitam dengan rambutnya yang telah memutih. Pak Renggo adalah seorang lelaki pekerja keras ia hanya memiliki sebidang tanah yang selalu digarapnya sendiri dan ditanami sayur mayur untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Isteri pak Renggo telah tujuh tahun meninggal dunia kini ia hidup sendiri tanpa mempunyai anak.
Ketika ia ditawari Syamsul untuk bekerja dirumah dinas perkebunan, pak Renggo dengan sangat senang hati menerimanya, apalagi pak Renggo diberi sebuah kamar dibelakang rumah dinas itu. Wajah lelaki tua itu nampak sangar mengerikan dalam pandangan Muslimah ketika pertama kali diperkenalkan oleh suaminya, namun lama kelamaan Muslimah sudah terbiasa berhadapan dengan pak Renggo yang berwajah jelek dan menyeramkan itu, apalagi pak Renggo orangnya sangat rajin membersihkan pekarangan rumah dan terkadang sering membantu Muslimah menanam bunga hingga rasa ketakutan Muslimah pada pak Renggo hilang dengan sendirinya karena sering bertemu setiap waktu.
Muslimah tak menyadari ketika seringnya mata pak Renggo melirik buah dadanya saat ia berjongkok menggemburkan tanah tanaman bunga, buah dada Muslimah sangat menggiurkan bergelayut indah hingga membuat pak Renggo bergairah dan ingin meremas buah dada Muslimah yang mengkal itu. Namun pak Renggo tidak berani berbuat macam-macam pada isteri pak Syamsul yang telah berbaik hati memberinya pekerjaan meskipun sebagai tukang kebun. Muslimah yang telah lama tidak merasakan hangatnya batang penis lelaki jantan seperti punya Naryo kini Muslimah sangat merindukan kehangatan itu.
Suaminya mas Syamsul tak mampu bercinta dan cepat berejakulasi hingga membuat Muslimah frustrasi dan kecewa selalu. Disuatu senja Muslimah melihat pak Renggo seketika Muslimah langsung terkesima saat melihat pak Renggo kencing dibalik pohon nangka sedang memegang penisnya yang tergantung panjang dan besar seperti pisang tanduk. Muslimah mengintip dari balik kaca hitam jendela rumahnya, dengan tubuh menggeletar Muslimah memandang batang kejantanan pak Renggo yang berwajah sangar itu namun alat kelaminnya sungguh membuat Muslimah jadi menggelegak nafsu birahinya.
Muslimah tidak ingat lagi status sosialnya yang berdarah ningrat dan sebagai seorang isteri sah mas Syamsul, saat itu yang terbayang dalam pikirannya betapa nikmatnya penis besar panjang itu bila mengaduk-aduk dalam vaginanya. Pengalaman Muslimah saat disetubuhi oleh lelaki yang punya penis besar telah membangkitkan libidonya yang tertidur. Setelah selesai kencing, pak Renggo mengeringkan sisa air seninya dengan cara menggoyang-goyangkan penisnya.
Meskipun penis itu dalam keadaan lemas namun begitu panjang dan besar sekali. Muslimah lalu membayangkan bagaimana bila penis itu dalam keadaan ereksi. Pak Renggo memang dengan sengaja melakukan itu karena bagaimana pun juga pak Renggo telah mengetahui bahwa ibu muda itu sedang terbelalak matanya melihat penisnya dari balik jendela berkaca hitam, pak Renggo sudah tahu kebiasaan Muslimah yang sering duduk menghadap jendela setiap sore hari sambil menghirup secangkir teh manis hangat.
Maka dengan disengajanya lagi pak Renggo mengelus-ngelus batang kejantanannya yang berurat hingga ereksi seperti tongkat hitam, hanya itu yang bisa dilakukan oleh pak Renggo untuk memancing gairah ibu muda yang cantik isterinya pak Syamsul, adapun untuk berbuat selanjutnya pak Renggo tidak berani macam-macam.
Mata Muslimah terbelalak lebar ketika melihat penis pak Renggo kian menegang dan besar dari balik jendela. Pak Renggo terus mengocok-ngocok penisnya disamping pohon nangka, dan terlihat wajah pak Renggo meringis nikmat sambil mengkhayalkan sedang menyetubuhi Muslimah, semakin lama semakin cepat kocokan pada penisnya, dan pak Renggo mengerang nikmat saat batang hitamnya menyemburkan lahar panas dan air mani pak Renggo seakan menyemprot ke jendela tempat dimana Muslimah terpaku menyaksikan pak Renggo beronani, karena jarak pohon nangka tempat pak Renggo beronani hanya berjarak dua meter dari jendela tempat Muslimah menyaksikan aksi gilanya pak Renggo.
Tubuh Muslimahpun ikut menggeletar saat melihat semprotan air mani pak Renggo begitu jauh jangkauannya seakan-akan menyembur ke wajahnya. Tuntas sudah hasratnya pak Renggo mempertontonkan onaninya, dan pak Renggo berpura-pura tidak tahu kalau ibu muda itu menyaksikan betapa dahsyatnya semburan air mani yang keluar dari penis beruratnya, lalu pak Renggo berjalan masuk ke dalam rumah dinas itu menuju kamar mandi.
Ketika saatnya makan malam tiba mas Syamsul mengajak pak Renggo untuk makan bersama, hidangan malam yang disediakan oleh Muslimah disantap habis oleh pak Renggo, dalam pikiran Muslimah bila seseorang dengan lahap menyantap makanannya hingga tuntas, lelaki tersebut pasti sangat lahap juga dalam bersetubuh. Malam itu Pak Renggo seperti tidak pernah ada kejadian apa-apa dihadapan ibu muda itu, walaupun pak Renggo tahu bahwa Muslimah selalu memperhatikan gerak geriknya disaat mereka bertiga makan bersama.
Walaupun pak Renggo hanya bercelana komprang hitam namun Muslimah sangat tahu dibalik celana lebarnya tersembunyi batang penis panjang berurat yang tergantung sebesar pisang tanduk. Malam itu Muslimah gelisah saat berada ditempat tidur, disampingnya sang suami sudah tertidur pulas, Muslimah kemudian beranjak bangun keruang dapur untuk menghilangkan hausnya dan setibanya Muslimah didapur ia dikejutkan oleh suara pak Renggo yang menyapa ramah.
“Belum tidur ya.. bu!,”
“Oh ya pak Renggo, saya haus nih dan mau minum, saya susah tidur malam ini pak Renggo, gak tau tuh kenapa malam ini saya sulit sekali tidur,”
“Oh mungkin ibu banyak pikiran barang kali”, kata pak Renggo, “Atau ibu masuk angin dan gak enak badan jadi susah tidurnya.”
Lalu Muslimah ikut duduk disebuah bangku plastic yang tanpa sandaran, yang kemudian Muslimah terus menanggapi ucapannya pak Renggo sambil bercerita ngalor ngidul.
“Ya pak mungkin saya masuk angin nih” dan tanpa disuruh oleh Muslimah pak Renggo telah berdiri dibelakang Muslimah seraya berbisik ditelinga ibu muda itu.
“Ibu saya pijati ya biar hilang masuk anginnya” sambil tangan pak Renggo mulai memijati dengan lembut pundak Muslimah.
Muslimah lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju untuk dipijati oleh pak Renggo. Tangan kekar pak Renggo serasa hangat dan geli dirasakan oleh Muslimah ketika menyentuh kulit halusnya, pijatan pak Renggo merambat naik ke leher jenjangnya dan dengan lembut pak Renggo memijat dengan jari-jarinya yang kasar pada tengkuk Muslimah, pijatan pak Renggo serasa nikmat dirasakan oleh Muslimah dan pada saat yang bersamaan sesuatu yang mengeras dan hangat menyentuh kulit punggung Muslimah dari balik baju tidurnya, pak Renggo tak hanya memijat pundak dan lehernya Muslimah akan tetapi juga pak Renggo menggesek-gesekan batang penisnya yang mulai menegang dari balik celana komprangnya pada punggung Muslimah.
Perempuan itu mulai dijalari sensasi birahi dan tubuhnya menggeletar seketika saat tangan kekar pak Renggo turun menelusuri memijat kedua lengannya, entah disengaja atau tidak jari kasar pak Renggo menyenggol kedua payudaranya yang ranum itu, dan dengan batang kejantanan pak Renggo yang kian menegang yang semakin menekan punggungnya serasa mengalirkan arus hangat penuh rangsangan.
Muslimah semakin mendesah ketika dengan tiba-tiba pak Renggo menciumi leher jenjangnya sambil berbisik ditelinga Muslimah.
“Ibu ingin merasakan hangatnya kejantananku? Ayo bu, bilang aja jangan malu-malu, saya tau ibu sangat menginginkannya malam ini dan saya tahu pak Syamsul tidak pernah memuaskan hasrat ibu”,
“Agggh…”
Muslimah bagai terhipnotis dengan ucapan lelaki tua itu, dan tubuh mulus isteri pak Syamsul sudah dalam keadaan telanjang ketika pak Renggo membopongnya masuk kedalam kamar yang sempit pak Renggo, Muslimah sudah sangat pasrah dalam cengkraman pak Renggo sebab didera nafsu birahi tinggi, meski pak Renggo telah berusia lanjut namun cara ia membuai kepekaan gairah kewanitaannya bisa diacungkan jempol hingga membuat Muslimah terbuai memasuki pusaran badai nafsu lelaki tua itu.
Sekujur tubuh Muslimah habis dijilati dengan lidah kasar pak Renggo, dan buah dadanya tak luput dari sasaran mulut pak Renggo kemudian lelaki tua itu menghisap rakus putting susunya yang kian menegang, Muslimah mengerang bagai anak kucing ketika vaginanya dijilati oleh pak Renggo dan klitorisnya diemut emut gemas oleh lelaki tua itu, tubuh sintal Muslimah yang berdarah ningrat kian mengejang, tubuhnya melengkung keatas didera nikmat saat pak Renggo menggigit lembut klitorisnya.
“Aaaagggh Oooh ampuuuun pak Renggo”, Muslimah berkelojotan ketika jilatan serta gigitan gemas pak Renggo pada vaginanya membuat Muslimah orgasme seketika, malam itu erangan nikmat Muslimah memenuhi ruang kamar yang sempit sesempit vaginanya yang diobok-obok pak Renggo.
Ibu muda yang cantik beranak dua itu tak menghiraukan lagi keadaan sekitarnya, tak peduli bahwa suaminya sedang berada dirumah, kenikmatan itu telah membuat Muslimah jadi meracau tak karuan.
“Ooooooh pak Renggo setubuhilah aku sesukamu, cepat pak. Kapan saja kalau bapak mau saya selalu bersedia disetubuhi.”
Pak Renggo yang si tukang kebun telah membuat nyonya majikannya mengerang manja minta disetubuhi dengan permainan awalnya, sudah lama pak Renggo merindukan untuk dapat menyetubuhi perempuan cantik berdarah ningrat ini, namun baru malam itu pak Renggo dapat menyentuh kulit halus isteri pak Syamsul. Ketika mencapai puncak birahinya tiada lagi nampak watak darah birunya, yang ada hanya darah merah yang memacu jantungnya untuk mencapai klimaks nafsu birahi.
Pak Renggo merenggangkan kaki indah Muslimah sambil dijilati telapak kakinya, tubuh Muslimah kian bergetar ketika jilatan lidah kasar pak Renggo pada telapak kakinya bagaikan arus aliran listrik yang menggelitik kepekaan simpul syarafnya, memek Muslimah nampak merah merekah dengan cairan bening yang telah meleleh keluar dari vagina saat otgasme, dan pemandangan lembah kenikmatan yang berumput subur itu membuat gairah nafsu pak Renggo menggelegak, penis beruratnya kian menegang dan Muslimah memejamkan matanya ketika batang hitam besar itu mulai menyentuh bibir vaginanya, Muslimah mengerang ketika pak Renggo mulai memasuki penisnya dengan perlahan.
“Oooooh pak besarnya, sakiiiiiit pak. Pelan-pelan pak. Agggh… Ampuuun”
“Sakitnya cuma sebentar koq bu, ibu saya entot ya? Ibu ikhlaskan kalau ibu saya setubuhi? Ibu bisa membedakan rasanya jika dientot sama saya, ibu suka dengan kontol besar ini?”, dan kata-kata kotor pak Renggo kian membuat nafsu birahi Muslimah memuncak, kata-kata itu seakan menghipnotis jiwanya yang akhirnya batang besar panjang pak Renggo semakin masuk kedalam liang vagina Muslimah yang sempit itu.
Blesssss…
Pak Renggo mendiamkan penisnya sesaat agar Muslimah dapat meresapi nikmatnya kedutan penis besarnya dan beradaptasi. Tubuh Muslimah menggeletar ketika menerima hangatnya kejantanan pak Renggo, liang vaginanya serasa sesak seakan hendak pecah, dan rasa kenikmatan mulai menderanya ketika pak Renggo dengan perlahan menarik penis itu hingga yang tersisa kepala penis yang masih menempel dibibir vagina, lalu dengan menghentak deras disorongkan masuk kembali kedalam memek Muslimah dan itu dilakukan pak Renggo berulang-ulang kali hingga membuat biji mata Muslimah terbeliak keatas, seperti anjing yang sedang kawin Muslimah melolong histeris.
“Oooooh ampunnnn pak, enaaaak, setubuhi saya paaaak terus pak” ibu muda yang berjilbab bila berada diluar rumah kini mengerang nikmat saat vaginanya ditusuk dengan penis hitam besar.
Lelaki tua yang bernama Renggo itu telah membuat sukma Muslimah serasa terbang ke awang-awang dan tubuh keduanya telah bersimbah keringat birahi, dengan gagah perkasa pak Renggo memacu kuda betinanya yang cantik dalam dekapan dan hentakan batang kejantanannya.
“Bagaimana Bu?. Enak ya rasa kontol besar panjang? He… heee… Ayo bu goyangin pantatnya dong. Rupanya ibu suka dientot sama penis besar ya?”. Dan kata-kata kotor pak Renggo membuat Muslimah semakin terangsang, kata kotor yang penuh sensasi itu dibisikan pak Renggo pada telinganya berulang-ulang sambil tetap mengayunkan pantatnya naik turun, gerakan hentakan penis pak Renggo mulai tak teratur lagi karena ikut didera nafsu birahi saat menyetubuhi wanita bertubuh sintal itu.
Muslimah pun dapat membedakan rasa kenikmatan yang didapat dari pak Renggo dengan sewaktu Muslimah disetubuhi oleh suaminya belum pernah ia merasakan desakan nafsu begitu sangat memuncaknya sampai ke ubun-ubun, permainan seks pak Renggo telah membuat Muslimah orgasme berkali-kali.
“Ouuugh bu. Memek ibu sungguh legit. Enak rasanya. Ssssaya mauuu keluar juga bu. Di dalam apa diluar nih?”
“Oooooh pak. Aaaampuuuun enaaaaknya di dalam saja, semburkan cepaaaat di dalam pejuhnya paaaaak, Aaaaghhh ampuuuun”.
“Ibu mau kalau saya hamili?”.
“Aaaaghhhh… Ya yaaa pak hamili saja saya pak Renggo”. Akal pikiran Muslimah telah buntu karena didera oleh kenikmatan dari semburan lahar panas lelaki itu, hingga tanpa sadar Muslimah meracau tak karuan.
Air mani pak Renggo yang menyembur sangat deras itu menyentuh dasar rahimnya sehingga membuat Muslimah berkelojotan dengan tubuh melengkung naik keatas mengangkat tubuh pak Renggo yang menindihnya. Penis berurat pak Renggo semakin dalam menusuk vagina Muslimah sampai mentok didasarnya. Pak Renggo mengaum bagaikan harimau luka, penisnya serasa disedot oleh cengkraman denyut memek Muslimah yang menggigit lembut.
“Ooooh memek ibu enaaaaak teunaaaan”.
Dan tubuh keduanya melekat jadi satu dengan deru nafas saling memburu keduanya mencapai puncak birahi. Muslimah tak menyangka walau tinggal di pulau terpencil ini ia bisa menikmati kembali sempurnanya permainan seks meski dengan lelaki tua namun sangat perkasa diranjang. Dan penampilan Muslimah sehari-hari tetap seperti biasanya, dengan baju panjang dan berjilbab namun Muslimah sudah bukan Muslimah yang seperti dulu lagi. Wanita berdarah ningrat yang alim itu namun dibelakang suaminya Muslimah adalah sosok perempuan yang haus akan batang kejantanan lelaki perkasa.
Akibat Muslimah telah diperkosa oleh sahabat suaminya membuat Muslimah merindukan selalu batang kejantanan lelaki perkasa untuk dapat memuaskan dahaganya, Muslimah kini mengalami kelainan seks dan ia akan merasa puas bila disetubuhi oleh lelaki yang berpenis besar serta panjang. Dan untuk memenuhi hasratnya Muslimah telah mendapatkan dari tukang kebunnya, dan peluang itu juga tidak disia-siakan oleh pak Renggo untuk mencicipi tubuh seksi perempuan yang berdarah ningrat untuk disetubuhi.
Bila mas Syamsul pergi kota untuk beberapa hari, kesempatan untuk menyetubuhi Muslimah semakin leluasa dilakukan, dan terkadang Muslimah merengek-rengek minta disetubuhi oleh pak Renggo meski sang suami masih berada dirumah, Muslimah sering menyelinap masuk kedalam kamarnya pak Renggo dalam keadaan telanjang, dikamar sempit itu makhluk yang berlainan jenis itu memacu birahi liar dan buah dada Muslimah yang montok indah akan selalu menjadi sasaran mulut pak Renggo untuk menyusu pada ibu muda itu. Erangan nikmat Muslimah serta goyangan erotisnya ketika disetubuhi pak Renggo menjadi obat perangsang birahi buat lelaki tua itu untuk selalu menghempaskan Muslimah kepusaran badai kenikmatannya.
Jadilah Muslimah budak nafsunya pak Renggo dan pak Renggo selalu membuat tuntas nafsu birahi Muslimah hingga Muslimah dibuat mengerang… mengejang…
Ketika dengan liar Muslimah bergoyang erotis diatas tubuh kekar pak Renggo, sambil meremas-remas payudara Muslimah, mata pak Renggo merem melek menikmati goyangan pinggul Muslimah dengan vaginanya yang penuh disesaki oleh penis beruratnya. Muslimah bagaikan penari jalang saat menghentakan pinggulnya naik turun dengan kedua tangannya bertumpu di dada bidang pak Renggo.
“Oooooh yeeeeah” tubuh ibu muda itu meliuk-liuk bagai penari jalang,
“Aaaggggh… Ouuuuuph… paaaak… kontolnya sampai mentoooook, enak paaaak”.
Tubuh Muslimah berkilau indah bermandikan keringat birahi ketika berada diatas tubuh kekar yang dikangkanginya. Muslimah dengan bersemangat memacu kuda jantannya untuk mencapai puncak kenikmatan yang hendak diraihnya, ayunan vaginanya yang naik turun semakin liar membenam pada penis berurat pak Renggo dan memek Muslimah semakin basah oleh lendir pelicin yang mengalir dari liang vagina.
Dengan kepala mendongak keatas dan biji mata membelalak Muslimah terus dan terus memacu diatas tubuh kekar lelaki tua tukang kebunnya. Pak Renggo memberikan kesempatan pada ibu muda itu untuk meraih sendiri kenikmatan nafsu birahi, tangan kekar pak Renggo tidak tinggal diam, dengan kasar diremasnya pantat bahenol Muslimah hingga Muslimah mengerang menahan sakit bercampur nikmat, remasan kasar disertai hentakan dari penis yang menusuk keatas kian liar.
Ketika Muslimah akan mencapai pada puncak birahinya, lalu disambarnya bibir pak Renggo dan Muslimah melumat gemas dengan bibir sensualnya sambil terus mengayunkan pantatnya naik turun. Tubuh keduanya melekat jadi satu bersimbah keringat birahi tinggi.
“Ooooouuh, ammmpun.. enaaak”, dan tubuh Muslimah berkejat-kejat diatas tubuh pak Renggo saat ia mendapatkan orgasmenya yang sempurna.
Muslimah memeluk erat tubuh kekar lelaki tua itu hingga kedua payudaranya melekat di dada berotot pak Renggo. Dan kini perempuan cantik berdarah ningrat itu ditindih gantian lagi oleh pak Renggo dan dengan buasnya pak Renggo menyetubuhi ibu muda itu sampai tubuhnya berkelojotan mendapatkan orgasmenya kembali, pak Renggo belum merasa puas kalau belum bisa membuat Muslimah mengerang histeris saat ia setubuhi, lalu ditengkurapkan tubuh Muslimah dengan posisi menungging dan dengan keras dihujamkan penis beruratnya ke dalam vagina yang sempit itu, tubuh Muslimah bergetar hebat saat Penis pak Renggo amblas masuk ke dalam liang memeknya yang telah becek, sambil meremas payudara indah Muslimah pak Renggo mengayunkan penisnya maju mundur dengan ganas dan liar, dengan geramnya kulit punggung Muslimah yang halus itu digigit oleh pak Renggo, rasa sakit bercampur dengan nikmat membuat tubuh Muslimah mengejang mengerang histeris.
“Aaammmpuuuuuun pak.. Ooooh terus pak.. entotin saya yang kuat paaaaak”.
Batang penis besar itu seakan merobek liang vagina Muslimah dan kedutan penis yang keras itu membuat dinding vaginanya secara elastis ikut berdenyut meremas-remas kontol pak Renggo.
“Ouuuuh.. Aggghh..”
Pak Renggo dibuat mengerang oleh cengkraman vagina Muslimah yang berdenyut-denyut, lelaki tua itu masih tetap mempertahankan ejakulasinya agar jangan meledakan lahar hangat dipertengahan permainan liarnya saat memacu kuda betina yang sedang meringkik nikmat menuju garis finish. Rambut panjang Muslimah dibuat bagaikan tali kekang dan hentakan penis pak Renggo terkadang cepat terkadang perlahan. Saat ayunan penis pak Renggo dibuat perlahan dan lembut Muslimah mengerang, mengejang dan meracau.
“Ooooh… enak… enaaaak pak, terus paaaak saya suka dientot sama kontol besaaaaaar paaaaak”
Dan pantat Muslimah bergoyang erotis mengikuti irama ayunan hujaman penis pak Renggo, tubuhnya menggeletar dan rasa sakit rambutnya yang dijambak oleh pak Renggo bercampur dengan rasa nikmat. Wajah Muslimah menengadah ke langit-langit kamar dengan kedua matanya terpejam, menikmati gesekan penis pak Renggo bagaikan gelombang disamudera.
“Ayooo bu goyang terus!…. Ayo sayangku yang binal goyang terus, teruuuus,”
Dan buah pantat Muslimah dipukuli oleh telapak tangan kasar pak Renggo, rasa sakit bercampur nikmat itu membuat gairah Muslimah semakin menggebu bagai orang kesurupan Muslimah menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama tusukan penis pak Renggo. Tangan kekar pak Renggo tak pernah diam dan dengan gemas diremasnya kedua payudara Muslimah dengan kasar serta ayunan penisnya semakin liar dan cepat, dengan nafas memburu pak Renggo menghujamkan penis besarnya keluar masuk. Muslimah mengerang histeris bagai orang gila, tubuh Muslimah ikut berguncang-guncang akibat hentakan penis pak Renggo yang menyetubuhinya dari arah belakang.
“Aaaaaapuuuuuun pak… Oooooh…”.
Muslimah melolong panjang dengan tubuh berkelojotan, sambil mendekap dan meremas payudara Muslimah. Lalu pak Renggo membisikan sesuatu pada ibu muda itu.
“Ibu suka ya kalau saya entotin?. Ayoo bilang bu.”
“Yaaaa paak… teruuuus… enaaak pak”.
“Nah… artinya ibu sudah jadi isteri yang jalang yang suka kontol. Ayoo jawab… manisku.” Karena didera oleh rasa akan mencapai puncak kenikmatan, Muslimah menjawab sambil merengek.
“Oooooh pak… terus pak… setubuhi saya sesukamu. Aaaaah Ouuuuhggg… saya suka dientot sama bapak”.
Tiba-tiba dengan kuat dan kasar pak Renggo menghujamkan penis besarnya kembali hingga membuat Muslimah menjerit histeris.
“Ouuuuggh… Ampuuuuuuun saya sampai paaaak… enaaaaak pak… teruuuuus pak entot yang kuat”.
MUSLIMAH
Sore ini, ibu muda jilbab alim ini kedatangan tamu seorang laki-laki yang dikenalnya sebagai rekan sekantor suaminya, sehingga terpaksa dia harus mengenakan jilbab serta kaus kaki menutupi kakinya untuk menemuinya, karena kebetulan suaminya sedang rapat di kantor dan baru akan kembali selepas maghrib. Dengan jilbab putih yang lebar serta jubah panjang bemotif bunga kecil berwarna biru serta kaus kaki berwarna krem, Muslimah menemui tamu suaminya itu bernama Naryo. Seorang laki-laki yang kerap bertamu ke rumahnya. Wajahnya tidak tampan namun tubuhnya terlihat tegap dan atletis. Usianya lebih muda dari suaminya ataupun dirinya hingga suaminya ataupun dia sendiri memanggilnya dengan sebutan dik Naryo.
Cerita sex – Sebetulnya Muslimah kurang suka dengan laki-laki yang bernama Naryo itu, karena matanya yang jalang kalau melihatnya seakan hendak menelannya bulat-bulat sehingga dia lebih suka menghindar jika Naryo datang bertamu. Namun kali ini, Muslimah harus menemuinya karena Naryo ini adalah rekan suaminya, terpaksa Muslimah bersikap ramah kepadanya. Memang tidak mungkin untuk menyuruh Naryo kembali, ketika suaminya tidak ada di rumah seperti ini karena jauhnya rumah tamu suaminya ini.
Akhirnya Muslimah mempersilahkan Naryo menunggu di ruang tamu sedangkan dia pergi ke dapur membuatkan minum untuk tamunya tersebut. Sore ini, suasana rumah Muslimah memang sangat sepi. Selain suaminya yang tidak ada di rumah, kedua anaknya pun sedang ngaji dan baru pulang menjelang maghrib nanti. Di dapur, Muslimah tengah menyiapkan minuman dan makanan kecil buat tamu suaminya yang tengah menunggu di ruang tamu. Tangan ibu muda ini tengah mengaduk gelas untuk minuman tamu suaminya ketika tanpa disadarinya, laki-laki tamu suaminya yang semula menunggu di ruang tamu tersebut menyelinap ke dapur menyusul Muslimah.
Muslimah terpekik kaget, ketika dirasakannya tiba-tiba seorang lelaki memeluknya dari belakang. Wanita berjilbab lebar ini sangat kaget ketika menyadari yang memeluknya adalah Naryo tamu suaminya yang tengah dibikinkan minuman olehnya. Muslimah berupaya meronta namun tiba-tiba sebilah belati telah menempel di pipi wanita yang halus ini. Kemudian lelaki itu langsung mendekatkan mulutnya ke telinga Muslimah.
“Maaf, Mbak Muslimah. Mbak Muslimah begitu cantik dan sangat menggairahkan, aku harap Mbak jangan melawan atau berteriak atau belati ini akan merusak wajah ayu yang cantik ini”. desis Naryo membuat Muslimah tak berkutik.
Kilatan belati yang dibawa Naryo membuat wajah wanita berjilbab ini pucat pasi. Seumur hidupnya, baru kali ini Muslimah melihat pisau belati yang terlihat sangat tajam sehingga membuat wanita ini lemas ketakutan. Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika dia merasakan kedua tangan Naryo itu menyusup ke balik jilbab lebarnya meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup jubah dan?.. Lantas salah satu tangan Naryo lalu turun ke arah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya dari luar jubah yang dipakainya.
“Jangaan.. dik Naryo..”desah Muslimah dengan gemetaran.
Namun laki-laki ini tak perduli, kedua tangannya kian bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan wanita alim berusia 31 tahun ini. Muslimah menggeliat-geliat menerima remasan laki-laki yang bukan suaminya ini dalam posisi membelakangi laki-laki itu.
“Jangaan.. dik Naryo…. sebentar lagi anak-anakku pulang..” desah Muslimah masih dengan wajah ketakutan dan gelisah.
Naryo terpengaruh dengan kata-kata Muslimah, diliriknya jam dinding yang terdapat pada dapur tersebut dan memang selama sering bertamu di rumah ini Naryo mengetahui tak lama lagi kedua anak wanita yang tengah diperkosanya itu pulang dari ngaji. Laki-laki ini mengumpat pelan sebelum kemudian, Naryo berlutut di belakang Muslimah. Muslimah menggigil dengan tubuh mengejang ketika kemudian wanita kader ini merasakan tangan lelaki tamu suaminya itu merogoh lewat bagian bawah jubahnya, lalu menarik turun sekaligus rok dalam dan celana dalamnya. Lantas tanpa diduganya, Naryo menyingkap bagian bawah jubah birunya ke atas sampai ke pinggang.
Ibu muda berjilbab lebar ini terpekik dengan wajah yang merah padam ketika menyadari bagian bawah tubuhnya kini telanjang. Sementara Naryo justru merasa takjub melihat istri rekan sekantornya ini dalam keadaan telanjang bagian bawah tubuhnya begitu menggairahkan. Sungguh, laki-laki ini tidak pernah menyangka kalau sore ini akan melihat tubuh istri Mas Syamsul yang selalu dilihatnya dalam keadaan berpakaian rapat kini ditelanjanginya.
Pertama kali Naryo melihat Muslimah, laki-laki ini memang sudah tergetar dengan kecantikan wajah wanita berkulit putih keturunan ningrat ini walaupun sebenarnya Naryo juga sudah beristri, tapi apabila dibandingkan dengan Muslimah wajah istrinya nggak ada apa-apanya. Namun wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar membuatnya segan juga karena Muslimah adalah istri temannya.
Tetapi seringkalinya mereka bertemu membuat Naryo semakin terpikat dengan kecantikan istri mas Syamsul ini, bahkan walaupun Muslimah memakai pakaian jubah panjang dan jilbab yang lebar, Naryo dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini melalui tonjolan kemontokan buah dadanya dan pantatnya yang bulat indah bahenol. Muka Muslimah merah padam ketika diliriknya, mata Naryo masih melotot melihat tubuh Muslimah yang setengah telanjang.
Celana dalam dan rok dalam yang dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di bawah kakinya setelah ditarik turun oleh Naryo, sehingga wanita alim ini tidak lagi memakai celana dalam. Bentuk pinggul dan pantat wanita alim yang sintal ini sangat jelas terlihat oleh Naryo. Belahan pantat Muslimah yang telanjang terlihat sangat bulat, padat serta putih mulus tak bercacat membuat birahi laki-laki yang telah menggelegak sedari tadi kian menggelegak. Diantara belahan pantat Mufida terlihat kemaluan wanita istri rekannya yang sangat menggiurkan.
“Mbak Muslimah.. Kakimu direnggangkan dong. Aku ingin melihat memekmu…” kata Naryo masih sambil jongkok seraya menahan birahinya karena melihat bagian kehormatan istri rekannya yang cantik ini.
Wanita itu menyerah total, ia merenggangkan kakinya. Dari bawah, lelaki itu menyaksikan pemandangan indah menakjubkan. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya, meski tak lebat namun terlihat rapi. Naryo kagum melihat kemaluan Muslimah yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.
“Jangaan.. diik.. hentikaaan… anak-anakku sebentar lagi pulang” pinta Muslimah dengan suara bergetar menahan malu.
Namun Naryo seolah tak mendengarnya justru tangan lelaki itu menguakkan bongkahan pantat istri Muslimah dan lidahnya mulai menyentuh anusnya. Muslimah menggeliat, tubuh ibu muda berjilbab ini mengejang ketika ia merasakan lidah lelaki itu menyusuri belahan pantatnya lantas menyusuri celah di pangkal pahanya.
“Oh dik jajajangan?”.
Dengan bernafsu Naryo menguakkan bibir kemaluan Muslimah yang berwarna merah jambu dan lembab. Tubuh wanita ini mengejang lebih hebat lagi saat lidah lelaki itu menyeruak ke liang vaginanya. Tubuhnya bergetar ketika lidah itu menyapu klitorisnya. Semakin lama wanita berjilbab berusia 31 tahun ini tak kuasa menahan erangannya.
“Oh yeah? Aaaagggh!”, ketika bibir lelaki itu mengatup dan menyedot-nyedot klitorisnya.
Dan menit-menit selanjutnya Muslimah semakin mengerang berkelojotan oleh kenikmatan birahi ketika Naryo seakan mengunyah-ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Muslimah belum pernah diperlakukan seperti ini walaupun oleh mas Syamsul suaminya.
“Hmmm…, memekmu enak?. Mbak Muslimah….” kata Naryo sambil berdiri setelah puas menyantap kemaluan istri rekannya ini, dan tangan kirinya terus mengucek-ngucek kelamin Muslimah sambil berbisik ke telinga ibu muda itu?.
“Mbak saya entotin ya, saya mau mbak merasakan hangatnya penisku”
“Aihhhh… eungghhhh…. jangan.. ampun” Muslimah mengerang dengan mata mendelik, ketika sesuatu yang besar, panjang dan panas mulai menusuk kemaluannya melalui belakang.
Tubuh wanita berjilbab berdarah ningrat itu mengejang antara rasa marah bercampur nikmat Muslimah meronta lemah disertai desahannya. Dengan buas Naryo menghujamkan batang penisnya.
“Mmmfff.. oh oh. enak juga ngentot sama Mbak?.” tanpa melepas bajunya ibu muda itu, Naryo menyetubuhi isteri sahabatnya dari arah belakang, Naryo sambil menggerakkan pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah menghentakan penis besarnya.
Muslimah dapat merasakan penis Naryo yang kini tengah menusuk-nusuk liang kemaluannya, jauh lebih besar dan panjang dibanding penis suaminya. Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Muslimah, lalu jari tengahnya mulai menekan klitoris ibu muda berjilbab itu lantas dipilinnya dengan lembut, membuat wanita kader salah satu partai yang alim ini menggigit bibirnya disertai desahan nikmatnya. Muslimah tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar kesadarannya. Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah nikmat, apalagi tangan kanan lelaki itu kini menyusup ke balik jubahnya, lalu memilin-milin puting susunya yang peka…
“Ayo Mbak Muslimah…. ahhhh… jangan bohongi dirimu sendiri… nikmati… ahh…. nikmati saja….” Naryo terus memaju mundurkan penisnya yang terjepit vagina ibu muda yang alim ini.
Muslimah menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melawan terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa malu. Tapi ia tak mampu. Muslimah mendesah nikmat dan tanpa sadar ia meracau…
“Oh besar sekali punyamu dik Naryo, sakiiiit… Oooh ampuuun yeah ampuuun dik”.
Naryo dengan gencar mengocok penisnya didalam vagina yang mulai basah sambil berbisik pada ibu muda itu.
“Mana yang enak kontolku dengan punya mas Syamsul mbak?”, Muslimah mulai meracau kembali seraya mengerang.
“Oooooh enak punyamu dik, besar dan panjang aduh dik ngilu oh mmmf Aaaagghh..” dan akhirnya wanita cantik ini menjerit kecil saat ia meraih puncak kenikmatan, sesuatu yang baru pertama kali ditemuinya walaupun 6 tahun dia telah menjalani pernikahan dengan mas Syamsul belum pernah Muslimah mendapatkan orgasme sedahsyat ini.
Tubuh Muslimah langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya selangkah lagi akan sampai ke puncak. Naryo masih terus mengaduk vaginanya dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman panjang Naryo menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu muda berjilbab ini. Kedua tangannya mencengkeram payudara Muslimah yang padat dan montok dengan kuat diremasnya. Muslimah yang masih dibuai gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam vaginanya disembur cairan hangat mani dari penis Naryo yang terasa banyak membanjiri liangnya. Muslimah kembali merintih mirip suara anak kucing, saat dengan perlahan Naryo menarik keluar penisnya yang lunglai.
Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita ini. Muslimah tersadar dan terisak dengan tangan bertumpu pada meja dapur.
“Sudah, Mbak Muslimah nggak usah nangis! Toh mbak Muslimah ikut menikmati juga, jangan ceritakan pada siapa-siapa kalau tidak mau nama baik suamimu tercemar dengan perselingkuhan kita!!” kata-kata Naryo dengan nada tekanan keras sambil membenahi celananya.
Muslimah diam saja, harga dirinya sebagai seorang istri dan wanita hancur. Wanita itu baru merapikan pakaiannya yang awut-awutan ketika, dilihatnya Naryo telah pergi dari dapur dan beberapa saat kemudian tanpa berpamitan, terdengar suara mobil Naryo berlalu meninggalkan halaman rumahnya. Mufida terisak menyesali nasib yang menimpanya,
Namun dia juga merasa malu betapa dia ikut menikmati juga ketika tamu suaminya itu menyetubuhinya sambil berdiri dari arah belakang tubuhnya dengan posisi menungging, Muslimah belum pernah melakukan hubungan intim bersama suaminya dengan posisi demikian itu, namun segera air mata yang menghiasi wajahnya buru-buru dihapusnya saat didengar suara kedua anaknya pulang.
Dan sejak peristiwa perkosaan itu, ketika ia melakukan hubungan kelamin dengan suaminya Muslimah sudah tak bisa merasakan nikmat lagi saat ia melayani suaminya. Muslimah merasakan penis suaminya tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan punya Naryo yang besar panjang, dan bayangan saat ia diperkosa oleh Naryo membuat dirinya menuntut sesuatu yang dapat memberikan gelombang kenikmatan. Ia ingin suaminya bisa seperkasa Naryo yang bisa melambungkan sukmanya saat mencapai puncak kenikmatan. Rasa menyesal saat diperkosa dan gejolak syahwat berkecamuk dalam batinnya membuat ibu muda itu merindukan kejantanan milik lelaki seperti Naryo, namun semuanya ia pendam sendiri seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa bila berada didepan suaminya.
Dua minggu setelah peristiwa itu Muslimah menerima telepon dari Naryo saat suaminya keluar kota.
“Halo mbak! Mas Syamsul pergi ke Semarang ya? Saya mau bertamu ke rumah bolehkan?”
“Brengsek kamu dik Naryo!” jawab Muslimah.
“Lho koq mbak marah. Mbak menikmati juga kejantananku saat itu.”
Lalu Muslimah memutuskan hubungan telepon, dengan tubuh gemetar dan perasaan tak menentu ia masuk ke dalam kamar, ia khawatir Naryo pasti akan datang bertamu siang ini disaat anak-anaknya berada disekolah dan suaminya tak ada dirumah. Hatinya berkecamuk antara menerima kunjungan Naryo atau tidak, namun gejolak nafsunya menuntut sesuatu yang tak pernah didapatkan dari suaminya. Tiba-tiba ketukkan pintu terdengar olehnya dan dengan gugup ia keluar dari kamar, langkahnya sedikit gemetar saat menuju pintu rumah.
Ketika ia membuka pintu tampak seringai Naryo dengan sorot mata penuh nafsu saat menatap dirinya. Tanpa basa basi lagi Naryo langsung mengunci pintu rumahnya, dan Naryo telah mempunyai rencana agar isteri sahabatnya yang cantik ini akan selalu ketagihan dengan batang kejantanannya, dan Naryo akan menunjukkan bagaimana memberikan kepuasan dalam permainan seks pada isteri sahabatnya. Saat Naryo mendekati tubuh wanita cantik ini kian gemetar dan dengan buasnya Naryo menciumi leher jenjang isteri sahabatnya, tubuh ibu muda itu mengejang ketika dengan sedikit kasar Naryo meremas-remas pantatnya dan kekasaran itu membuat gejolak nafsu Muslimah menggelegak hingga lupa akan segala-galanya.
Matanya terbelalak saat dengan cepatnya Naryo sudah dalam keadaan telanjang dihadapannya, penisnya yang besar panjang mulai membesar. Dan dengan kasar Naryo melucuti pakaian Muslimah hingga keduanya sama-sama telanjang yang tinggal hanya jilbabnya yang belum terlepas, karena Naryo akan lebih bergairah jika isteri sahabatnya saat digarap masih memakai jilbab. Kemudian Naryo mendudukkan ibu muda itu di sofa, lalu disorongkan penisnya ke wajah Muslimah dan digesekan ke hidung perempuan itu.
“Ayo mbak cium dan jilati ini penis yang pernah memberikan kenikmatan ayo ayo!.”
Saat itu Muslimah serasa akan muntah karena ia belum pernah mencium penis Naryo sedang penis suaminya belum pernah Muslimah menjilatinya, dan ini penis orang lain. Namun kali ini ia dengan terpaksa melakukan itu.
“Pegang ya mbak, dan gesek-gesek dipipi, nah begitu cium mbak terus-terus cium.”
Aroma batang penis itu mulai merangsang Muslimah dan tanpa sadar ia mulai menjilati penis Naryo dengan nafsu yang menggelegak dan ia merasakan sensasi baru memacu gairahnya, ia mulai merasakan penis itu kian membesar dalam mulutnya hingga mulutnya tak sanggup lagi untuk mengulum batang penis lelaki itu. Muslimah sudah bukan Muslimah yang dulu lagi sejak ia mengenal batang penis lelaki yang besar panjang.
“Mmmmfff… mmmf”
“Oh oh yeah enak juga ngentot mulut mbak, ternyata mbak suka isep kontol ya?”, dan kata-kata kotor Naryo ditelinganya serasa indah terdengar dan nafsu Muslimah kian membuncah keubun-ubun.
“Dik Naryo puaskanlah mbak.. bawalah mbak masuk ke kamar oh dik cepatan.. setubuhi mbak seperti tempo hari.
“Aaaagggh.. Ouuuh”
Lalu Naryo membopong tubuh molek isteri sahabatnya naik ke ranjang, dan dengan buas Naryo menindihnya, dan ibu muda itu berkelojotan saat mulut Naryo mengulum putting susu yang masih segar dan jari-jari Naryo merogoh liang vaginanya. Muslimah kian mengejang?.
“?Ooooh mmmf ampun Dik Naryo jangan… jangaaan mempermainkan mbak oh yeah mmf… Ayo dik Naryo berilah mbak nikmat kejantananmu aampun…”
“He… heee sabar dong mbak, aku juga suka dengan memek mbak yang sempit ini, aku suka jilatin memekmu, mana yang enak punyaku dengan punya mas Syamsul mbak”
“?Enak punyamu dik.”
“Mana yang besar dan panjang punyaku sama punya mas Syamsul”
“Oh dik tolong dik cepat. Bbbbbesar pppppunya muuu.”
Lalu dengan gemasnya Naryo menggigit kecil payudara indah milik Muslimah seraya batang penis besar itu menerobos masuk keliangnya yang sempit, walau ia sudah melahirkan anak dua namun serasa sempit buat ukuran penis besar Naryo. Mata ibu muda itu terbeliak keatas saat penis besar itu kandas didasar rahimnya dan kenikmatan seperti itu belum pernah ia dapatkan dari suaminya dan sekarang ia dapat merasakan dari penis orang lain selain suaminya, tubuhnya menggeletar hebat ketika dengan irama lambat dan terkadang cepat ayunan batang penis Naryo keluar masuk vaginanya. Kenikmatan demi kenikmatan serasa sampai ke ubun-ubunnya.
“Ooh oh yeh enak eeeeeenak kontol besarmu dik Naryoiiiiii oh ampun.”
Ia meracau tanpa sadar saking kenikmatan itu mendera dirinya. Muslimah bagaikan kuda betina liar saat dipacu oleh lelaki sahabat suaminya, ia melenguh seperti sapi disembelih karena nikmatnya, ia menangis dan menyesal karena selama ini ia telah tertipu oleh suaminya bahwa kenikmatan itu bisa ia dapatkan asalkan mas Syamsul tahu bagaimana caranya memberikan kepuasan kepadanya, dan ternyata suaminya adalah suami yang tidak mempunyai pengetahuan tentang urusan seks, itu yang membuat ia menangis, serta menyesal, terhina dan marah pada diri sendiri. Maka bagaikan banteng betina yang terluka ia pacu nafsu berahinya yang terpendam selama ini.
“Ayo dik nikmatilah tubuhku, setubuhilah aku sesukamu.”
“Baik mbak yang cantik, kekasih binalku sekarang waktunya nikmatilah rasa kontol besar ini”
“Mmmmmf yeah, oh memek mbak legit rasanya.”
Dan Tubuh Muslimah melengkung saat ia mencapai puncak nirwana.
“Ooooh enak tolooooong ampuuuuuun,” biji mata Muslimah mendelik ia berkelonjotan saat semburan lahar panas Naryo dengan derasnya menyemprot dasar rahimnya, dan batang penis besar itu berkedut-kedut di dinding vaginanya.
Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul baru ini ia merasakan begitu nikmatnya semburan air mani lelaki hingga tubuhnya bergetar bagai kena aliran listrik ribuan watt dan sukmanya serasa terbang melambung ke awang-awang.
Hingga kini hubungan mereka telah berjalan 1 tahun tanpa diketahui oleh suaminya, karena mereka pintar memanfaatkan waktu serta merahasiakannya, kadang bila ada kesempatan mereka melakukan di hotel dan yang lebih berani lagi saat suaminya ada dirumah. Naryo pura-pura berkunjung untuk bermain catur dengan suaminya, saat itu juga isterinya menyediakan minuman kopi buat suaminya dengan dibubuhi obat tidur yang sengaja dibawa Naryo, sehingga sewaktu suaminya bermain catur dengan Naryo, Syamsul tidak tahan lama karena mengantuk berat lalu masuk kedalam kamar. Muslimah berpura-pura ikut tidur juga disamping suaminya agar suaminya tidak curiga dan ia katakan bahwa Naryo ingin menginap dirumahnya dan tidur di sofa ruang tamu.
Pada saat suaminya telah tertidur pulas bagaikan orang mati, Muslimah disetubuhi oleh Naryo disamping suaminya, Muslimah berpacu dalam birahi hingga ia meringkik nikmat dengan tubuh berkelojotan disamping tubuh suami yang tertidur pulas, bahkan perbuatan yang demikian itu membuat sensasi aneh tersendiri bagi mereka berdua. Persetubuhan itu mereka lakukan hingga menjelang subuh.
Ada sesuatu yang lebih membuat Muslimah amat terangsang nafsunya bila saat Naryo sekali-kali datang berkunjung kerumahnya, dengan berpura minta diajarkan computer sama Naryo sementara suaminya duduk diruang keluarga sambil menikmati secangkir kopi, hanya dengan jarak beberapa meter, disitu ibu muda itu sedang belajar computer bersama Naryo, Muslimah merasa sangat terangsang hebat saat dengan sengaja Naryo menggesek-gesekan batang penisnya yang menegang dari balik celana training ke lengan Muslimah yang sedang mengetik didepan monitor. Gesekan itu membuat sensasi aneh dalam dirinya ketika merasakan batang penis Naryo serasa mengeras dan tegang dipangkal lengannya, dan terkadang pula ia rasakan batang penis besar itu berdenyut-denyut dipinggangnya saat dengan sengaja Naryo pindah membelakangi tubuhnya.
Suaminya tidak merasa curiga sedikitpun karena Syamsul tahu bahwa isterinya sedang diberi pelajaran tentang mengakses computer, ia tidak menyadari bahwa isterinya sedang dirangsang oleh Naryo habis-habisan. Tubuh Muslimah mulai menggeletar penuh nafsu dengan aksi yang dilakukan Naryo padanya. Karena sudah tak tahan lagi Muslimah pergi keruang dapur membuat minuman dan Naryo pergi menuju toilet namun sesungguhnya Naryo ikut pula menyusul isteri sahabatnya kearah dapur, dari balik lemari makan yang besar itu mereka melakukan persetubuhan dengan berdiri dengan amat tergesa-gesa saat sang suami wanita itu sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca koran. Syamsul tidak menyadari bahwa isterinya sedang disetubuhi habis-habisan oleh Naryo dengan posisi berdiri.
“Ooooh Naryo mmmmfff… ampun dik Hen”, dengan buas Naryo mengayunkan pantat maju mundur menusukkan penis besarnya kedalam vagina ibu muda itu, sukma wanita cantik itu serasa terbang ke langit tinggi saat ia disetubuhi dengan cara demikian itu oleh Naryo sahabat suaminya, Muslimah belum pernah merasakan disetubuhi dengan cara berdiri dan tergesa-gesa, dan ini yang membuat suatu kenikmatan tersendiri buat Muslimah saat ia digarap oleh Naryo sementara sang suami berada tak jauh darinya.
“Oooooh Naryo mbak keluaaar oh ampun dik, cepat dik Naryo nanti ketahuan suamiku,” namun Naryo tidak menghiraukannya, dengan perkasanya Naryo memacu kuda betinanya yang cantik ini sampai berkelojotan dengan biji mata mendelik keatas menikmati kocokan batang penis besar itu dalam vaginanya yang sempit.
“Oooooh yeah memek mbak sempit legit, enaak rasanya, aku akan lebih bergairah lagi bila aku dapat ngentot mbak bila disaksikan mas Syamsul.”
Naryo semakin terbuai sensasi saat ia dengan buasnya menyetubuhi isteri sahabatnya padahal Syamsul tak begitu jauh jaraknya dari tempat mereka bersetubuh. Dan dengan menggeram nikmat Naryo menyemprotkan air maninya ke dalam vagina ibu muda itu, Muslimah mengejang dan mengerang bagaikan kucing betina yang mengeong lirih saat semburan lahar panas Naryo menerpa dasar rahimnya, tubuhnya bergetar dengan hebat dengan nafas serasa akan putus ketika batang kejantanan Naryo yang besar panjang berkedut-kedut diliang memeknya.
“Ooooohhh mmmmffff… enaaaaaaaaaaak, ampuuuuuun dik, kontolmu enak dan besar.”
Dan persetubuhan itu berakhir dengan sama-sama mencapai puncak nirwana yang diraih dengan cara tergesa-gesa penuh rasa sensasi. Dan akhirnya mereka berdua kembali keruang keluarga tanpa menimbulkan kecurigaan mas Syamsul. Sebelum keluar dari dapur Naryo sempat berbisik ke telinga ibu muda itu.
“Lain waktu aku akan ngentotin mbak lagi ya,” seraya tangan Naryo meremas-remas susu mengkal wanita cantik berdarah ningrat itu.
Ketika Syamsul ditugaskan oleh atasannya untuk mengelola perkebunan di Sumatera, Muslimah terpaksa ikut dengan suaminya dan anak-anak mereka dititipkan pada neneknya di Jogyakarta karena kedua anaknya harus tetap bersekolah. Dan ditempat pindah mereka yang baru itu adalah sebuah pulau kecil dimana penduduknya masih terbelakang pola pikirnya. Ditempat tugas barunya Syamsul mendapatkan sebuah rumah perkebunan yang lengkap dengan segala fasilitasnya. Muslimah merasa sangat senang menempati rumah itu, dengan suasana alam pedesaan, disini Muslimah bisa menghindar dari Naryo. Setelah tiga bulan berada di pulau terpencil itu, kehidupan rumah tangga Muslimah masih berjalan seperti biasanya hingga suatu hari Mas Syamsul menawarkan pada Muslimah seorang tukang kebun untuk merawat pekarangan rumah dinas yang ditempatinya dan sekalian sebagai penjaga rumah.
Pak Renggo adalah seorang lelaki yang berusia 65 tahun namun tubuhnya masih nampak kekar dan berkulit hitam dengan rambutnya yang telah memutih. Pak Renggo adalah seorang lelaki pekerja keras ia hanya memiliki sebidang tanah yang selalu digarapnya sendiri dan ditanami sayur mayur untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari. Isteri pak Renggo telah tujuh tahun meninggal dunia kini ia hidup sendiri tanpa mempunyai anak.
Ketika ia ditawari Syamsul untuk bekerja dirumah dinas perkebunan, pak Renggo dengan sangat senang hati menerimanya, apalagi pak Renggo diberi sebuah kamar dibelakang rumah dinas itu. Wajah lelaki tua itu nampak sangar mengerikan dalam pandangan Muslimah ketika pertama kali diperkenalkan oleh suaminya, namun lama kelamaan Muslimah sudah terbiasa berhadapan dengan pak Renggo yang berwajah jelek dan menyeramkan itu, apalagi pak Renggo orangnya sangat rajin membersihkan pekarangan rumah dan terkadang sering membantu Muslimah menanam bunga hingga rasa ketakutan Muslimah pada pak Renggo hilang dengan sendirinya karena sering bertemu setiap waktu.
Muslimah tak menyadari ketika seringnya mata pak Renggo melirik buah dadanya saat ia berjongkok menggemburkan tanah tanaman bunga, buah dada Muslimah sangat menggiurkan bergelayut indah hingga membuat pak Renggo bergairah dan ingin meremas buah dada Muslimah yang mengkal itu. Namun pak Renggo tidak berani berbuat macam-macam pada isteri pak Syamsul yang telah berbaik hati memberinya pekerjaan meskipun sebagai tukang kebun. Muslimah yang telah lama tidak merasakan hangatnya batang penis lelaki jantan seperti punya Naryo kini Muslimah sangat merindukan kehangatan itu.
Suaminya mas Syamsul tak mampu bercinta dan cepat berejakulasi hingga membuat Muslimah frustrasi dan kecewa selalu. Disuatu senja Muslimah melihat pak Renggo seketika Muslimah langsung terkesima saat melihat pak Renggo kencing dibalik pohon nangka sedang memegang penisnya yang tergantung panjang dan besar seperti pisang tanduk. Muslimah mengintip dari balik kaca hitam jendela rumahnya, dengan tubuh menggeletar Muslimah memandang batang kejantanan pak Renggo yang berwajah sangar itu namun alat kelaminnya sungguh membuat Muslimah jadi menggelegak nafsu birahinya.
Muslimah tidak ingat lagi status sosialnya yang berdarah ningrat dan sebagai seorang isteri sah mas Syamsul, saat itu yang terbayang dalam pikirannya betapa nikmatnya penis besar panjang itu bila mengaduk-aduk dalam vaginanya. Pengalaman Muslimah saat disetubuhi oleh lelaki yang punya penis besar telah membangkitkan libidonya yang tertidur. Setelah selesai kencing, pak Renggo mengeringkan sisa air seninya dengan cara menggoyang-goyangkan penisnya.
Meskipun penis itu dalam keadaan lemas namun begitu panjang dan besar sekali. Muslimah lalu membayangkan bagaimana bila penis itu dalam keadaan ereksi. Pak Renggo memang dengan sengaja melakukan itu karena bagaimana pun juga pak Renggo telah mengetahui bahwa ibu muda itu sedang terbelalak matanya melihat penisnya dari balik jendela berkaca hitam, pak Renggo sudah tahu kebiasaan Muslimah yang sering duduk menghadap jendela setiap sore hari sambil menghirup secangkir teh manis hangat.
Maka dengan disengajanya lagi pak Renggo mengelus-ngelus batang kejantanannya yang berurat hingga ereksi seperti tongkat hitam, hanya itu yang bisa dilakukan oleh pak Renggo untuk memancing gairah ibu muda yang cantik isterinya pak Syamsul, adapun untuk berbuat selanjutnya pak Renggo tidak berani macam-macam.
Mata Muslimah terbelalak lebar ketika melihat penis pak Renggo kian menegang dan besar dari balik jendela. Pak Renggo terus mengocok-ngocok penisnya disamping pohon nangka, dan terlihat wajah pak Renggo meringis nikmat sambil mengkhayalkan sedang menyetubuhi Muslimah, semakin lama semakin cepat kocokan pada penisnya, dan pak Renggo mengerang nikmat saat batang hitamnya menyemburkan lahar panas dan air mani pak Renggo seakan menyemprot ke jendela tempat dimana Muslimah terpaku menyaksikan pak Renggo beronani, karena jarak pohon nangka tempat pak Renggo beronani hanya berjarak dua meter dari jendela tempat Muslimah menyaksikan aksi gilanya pak Renggo.
Tubuh Muslimahpun ikut menggeletar saat melihat semprotan air mani pak Renggo begitu jauh jangkauannya seakan-akan menyembur ke wajahnya. Tuntas sudah hasratnya pak Renggo mempertontonkan onaninya, dan pak Renggo berpura-pura tidak tahu kalau ibu muda itu menyaksikan betapa dahsyatnya semburan air mani yang keluar dari penis beruratnya, lalu pak Renggo berjalan masuk ke dalam rumah dinas itu menuju kamar mandi.
Ketika saatnya makan malam tiba mas Syamsul mengajak pak Renggo untuk makan bersama, hidangan malam yang disediakan oleh Muslimah disantap habis oleh pak Renggo, dalam pikiran Muslimah bila seseorang dengan lahap menyantap makanannya hingga tuntas, lelaki tersebut pasti sangat lahap juga dalam bersetubuh. Malam itu Pak Renggo seperti tidak pernah ada kejadian apa-apa dihadapan ibu muda itu, walaupun pak Renggo tahu bahwa Muslimah selalu memperhatikan gerak geriknya disaat mereka bertiga makan bersama.
Walaupun pak Renggo hanya bercelana komprang hitam namun Muslimah sangat tahu dibalik celana lebarnya tersembunyi batang penis panjang berurat yang tergantung sebesar pisang tanduk. Malam itu Muslimah gelisah saat berada ditempat tidur, disampingnya sang suami sudah tertidur pulas, Muslimah kemudian beranjak bangun keruang dapur untuk menghilangkan hausnya dan setibanya Muslimah didapur ia dikejutkan oleh suara pak Renggo yang menyapa ramah.
“Belum tidur ya.. bu!,”
“Oh ya pak Renggo, saya haus nih dan mau minum, saya susah tidur malam ini pak Renggo, gak tau tuh kenapa malam ini saya sulit sekali tidur,”
“Oh mungkin ibu banyak pikiran barang kali”, kata pak Renggo, “Atau ibu masuk angin dan gak enak badan jadi susah tidurnya.”
Lalu Muslimah ikut duduk disebuah bangku plastic yang tanpa sandaran, yang kemudian Muslimah terus menanggapi ucapannya pak Renggo sambil bercerita ngalor ngidul.
“Ya pak mungkin saya masuk angin nih” dan tanpa disuruh oleh Muslimah pak Renggo telah berdiri dibelakang Muslimah seraya berbisik ditelinga ibu muda itu.
“Ibu saya pijati ya biar hilang masuk anginnya” sambil tangan pak Renggo mulai memijati dengan lembut pundak Muslimah.
Muslimah lalu menganggukkan kepalanya tanda setuju untuk dipijati oleh pak Renggo. Tangan kekar pak Renggo serasa hangat dan geli dirasakan oleh Muslimah ketika menyentuh kulit halusnya, pijatan pak Renggo merambat naik ke leher jenjangnya dan dengan lembut pak Renggo memijat dengan jari-jarinya yang kasar pada tengkuk Muslimah, pijatan pak Renggo serasa nikmat dirasakan oleh Muslimah dan pada saat yang bersamaan sesuatu yang mengeras dan hangat menyentuh kulit punggung Muslimah dari balik baju tidurnya, pak Renggo tak hanya memijat pundak dan lehernya Muslimah akan tetapi juga pak Renggo menggesek-gesekan batang penisnya yang mulai menegang dari balik celana komprangnya pada punggung Muslimah.
Perempuan itu mulai dijalari sensasi birahi dan tubuhnya menggeletar seketika saat tangan kekar pak Renggo turun menelusuri memijat kedua lengannya, entah disengaja atau tidak jari kasar pak Renggo menyenggol kedua payudaranya yang ranum itu, dan dengan batang kejantanan pak Renggo yang kian menegang yang semakin menekan punggungnya serasa mengalirkan arus hangat penuh rangsangan.
Muslimah semakin mendesah ketika dengan tiba-tiba pak Renggo menciumi leher jenjangnya sambil berbisik ditelinga Muslimah.
“Ibu ingin merasakan hangatnya kejantananku? Ayo bu, bilang aja jangan malu-malu, saya tau ibu sangat menginginkannya malam ini dan saya tahu pak Syamsul tidak pernah memuaskan hasrat ibu”,
“Agggh…”
Muslimah bagai terhipnotis dengan ucapan lelaki tua itu, dan tubuh mulus isteri pak Syamsul sudah dalam keadaan telanjang ketika pak Renggo membopongnya masuk kedalam kamar yang sempit pak Renggo, Muslimah sudah sangat pasrah dalam cengkraman pak Renggo sebab didera nafsu birahi tinggi, meski pak Renggo telah berusia lanjut namun cara ia membuai kepekaan gairah kewanitaannya bisa diacungkan jempol hingga membuat Muslimah terbuai memasuki pusaran badai nafsu lelaki tua itu.
Sekujur tubuh Muslimah habis dijilati dengan lidah kasar pak Renggo, dan buah dadanya tak luput dari sasaran mulut pak Renggo kemudian lelaki tua itu menghisap rakus putting susunya yang kian menegang, Muslimah mengerang bagai anak kucing ketika vaginanya dijilati oleh pak Renggo dan klitorisnya diemut emut gemas oleh lelaki tua itu, tubuh sintal Muslimah yang berdarah ningrat kian mengejang, tubuhnya melengkung keatas didera nikmat saat pak Renggo menggigit lembut klitorisnya.
“Aaaagggh Oooh ampuuuun pak Renggo”, Muslimah berkelojotan ketika jilatan serta gigitan gemas pak Renggo pada vaginanya membuat Muslimah orgasme seketika, malam itu erangan nikmat Muslimah memenuhi ruang kamar yang sempit sesempit vaginanya yang diobok-obok pak Renggo.
Ibu muda yang cantik beranak dua itu tak menghiraukan lagi keadaan sekitarnya, tak peduli bahwa suaminya sedang berada dirumah, kenikmatan itu telah membuat Muslimah jadi meracau tak karuan.
“Ooooooh pak Renggo setubuhilah aku sesukamu, cepat pak. Kapan saja kalau bapak mau saya selalu bersedia disetubuhi.”
Pak Renggo yang si tukang kebun telah membuat nyonya majikannya mengerang manja minta disetubuhi dengan permainan awalnya, sudah lama pak Renggo merindukan untuk dapat menyetubuhi perempuan cantik berdarah ningrat ini, namun baru malam itu pak Renggo dapat menyentuh kulit halus isteri pak Syamsul. Ketika mencapai puncak birahinya tiada lagi nampak watak darah birunya, yang ada hanya darah merah yang memacu jantungnya untuk mencapai klimaks nafsu birahi.
Pak Renggo merenggangkan kaki indah Muslimah sambil dijilati telapak kakinya, tubuh Muslimah kian bergetar ketika jilatan lidah kasar pak Renggo pada telapak kakinya bagaikan arus aliran listrik yang menggelitik kepekaan simpul syarafnya, memek Muslimah nampak merah merekah dengan cairan bening yang telah meleleh keluar dari vagina saat otgasme, dan pemandangan lembah kenikmatan yang berumput subur itu membuat gairah nafsu pak Renggo menggelegak, penis beruratnya kian menegang dan Muslimah memejamkan matanya ketika batang hitam besar itu mulai menyentuh bibir vaginanya, Muslimah mengerang ketika pak Renggo mulai memasuki penisnya dengan perlahan.
“Oooooh pak besarnya, sakiiiiiit pak. Pelan-pelan pak. Agggh… Ampuuun”
“Sakitnya cuma sebentar koq bu, ibu saya entot ya? Ibu ikhlaskan kalau ibu saya setubuhi? Ibu bisa membedakan rasanya jika dientot sama saya, ibu suka dengan kontol besar ini?”, dan kata-kata kotor pak Renggo kian membuat nafsu birahi Muslimah memuncak, kata-kata itu seakan menghipnotis jiwanya yang akhirnya batang besar panjang pak Renggo semakin masuk kedalam liang vagina Muslimah yang sempit itu.
Blesssss…
Pak Renggo mendiamkan penisnya sesaat agar Muslimah dapat meresapi nikmatnya kedutan penis besarnya dan beradaptasi. Tubuh Muslimah menggeletar ketika menerima hangatnya kejantanan pak Renggo, liang vaginanya serasa sesak seakan hendak pecah, dan rasa kenikmatan mulai menderanya ketika pak Renggo dengan perlahan menarik penis itu hingga yang tersisa kepala penis yang masih menempel dibibir vagina, lalu dengan menghentak deras disorongkan masuk kembali kedalam memek Muslimah dan itu dilakukan pak Renggo berulang-ulang kali hingga membuat biji mata Muslimah terbeliak keatas, seperti anjing yang sedang kawin Muslimah melolong histeris.
“Oooooh ampunnnn pak, enaaaak, setubuhi saya paaaak terus pak” ibu muda yang berjilbab bila berada diluar rumah kini mengerang nikmat saat vaginanya ditusuk dengan penis hitam besar.
Lelaki tua yang bernama Renggo itu telah membuat sukma Muslimah serasa terbang ke awang-awang dan tubuh keduanya telah bersimbah keringat birahi, dengan gagah perkasa pak Renggo memacu kuda betinanya yang cantik dalam dekapan dan hentakan batang kejantanannya.
“Bagaimana Bu?. Enak ya rasa kontol besar panjang? He… heee… Ayo bu goyangin pantatnya dong. Rupanya ibu suka dientot sama penis besar ya?”. Dan kata-kata kotor pak Renggo membuat Muslimah semakin terangsang, kata kotor yang penuh sensasi itu dibisikan pak Renggo pada telinganya berulang-ulang sambil tetap mengayunkan pantatnya naik turun, gerakan hentakan penis pak Renggo mulai tak teratur lagi karena ikut didera nafsu birahi saat menyetubuhi wanita bertubuh sintal itu.
Muslimah pun dapat membedakan rasa kenikmatan yang didapat dari pak Renggo dengan sewaktu Muslimah disetubuhi oleh suaminya belum pernah ia merasakan desakan nafsu begitu sangat memuncaknya sampai ke ubun-ubun, permainan seks pak Renggo telah membuat Muslimah orgasme berkali-kali.
“Ouuugh bu. Memek ibu sungguh legit. Enak rasanya. Ssssaya mauuu keluar juga bu. Di dalam apa diluar nih?”
“Oooooh pak. Aaaampuuuun enaaaaknya di dalam saja, semburkan cepaaaat di dalam pejuhnya paaaaak, Aaaaghhh ampuuuun”.
“Ibu mau kalau saya hamili?”.
“Aaaaghhhh… Ya yaaa pak hamili saja saya pak Renggo”. Akal pikiran Muslimah telah buntu karena didera oleh kenikmatan dari semburan lahar panas lelaki itu, hingga tanpa sadar Muslimah meracau tak karuan.
Air mani pak Renggo yang menyembur sangat deras itu menyentuh dasar rahimnya sehingga membuat Muslimah berkelojotan dengan tubuh melengkung naik keatas mengangkat tubuh pak Renggo yang menindihnya. Penis berurat pak Renggo semakin dalam menusuk vagina Muslimah sampai mentok didasarnya. Pak Renggo mengaum bagaikan harimau luka, penisnya serasa disedot oleh cengkraman denyut memek Muslimah yang menggigit lembut.
“Ooooh memek ibu enaaaaak teunaaaan”.
Dan tubuh keduanya melekat jadi satu dengan deru nafas saling memburu keduanya mencapai puncak birahi. Muslimah tak menyangka walau tinggal di pulau terpencil ini ia bisa menikmati kembali sempurnanya permainan seks meski dengan lelaki tua namun sangat perkasa diranjang. Dan penampilan Muslimah sehari-hari tetap seperti biasanya, dengan baju panjang dan berjilbab namun Muslimah sudah bukan Muslimah yang seperti dulu lagi. Wanita berdarah ningrat yang alim itu namun dibelakang suaminya Muslimah adalah sosok perempuan yang haus akan batang kejantanan lelaki perkasa.
Akibat Muslimah telah diperkosa oleh sahabat suaminya membuat Muslimah merindukan selalu batang kejantanan lelaki perkasa untuk dapat memuaskan dahaganya, Muslimah kini mengalami kelainan seks dan ia akan merasa puas bila disetubuhi oleh lelaki yang berpenis besar serta panjang. Dan untuk memenuhi hasratnya Muslimah telah mendapatkan dari tukang kebunnya, dan peluang itu juga tidak disia-siakan oleh pak Renggo untuk mencicipi tubuh seksi perempuan yang berdarah ningrat untuk disetubuhi.
Bila mas Syamsul pergi kota untuk beberapa hari, kesempatan untuk menyetubuhi Muslimah semakin leluasa dilakukan, dan terkadang Muslimah merengek-rengek minta disetubuhi oleh pak Renggo meski sang suami masih berada dirumah, Muslimah sering menyelinap masuk kedalam kamarnya pak Renggo dalam keadaan telanjang, dikamar sempit itu makhluk yang berlainan jenis itu memacu birahi liar dan buah dada Muslimah yang montok indah akan selalu menjadi sasaran mulut pak Renggo untuk menyusu pada ibu muda itu. Erangan nikmat Muslimah serta goyangan erotisnya ketika disetubuhi pak Renggo menjadi obat perangsang birahi buat lelaki tua itu untuk selalu menghempaskan Muslimah kepusaran badai kenikmatannya.
Jadilah Muslimah budak nafsunya pak Renggo dan pak Renggo selalu membuat tuntas nafsu birahi Muslimah hingga Muslimah dibuat mengerang… mengejang…
Ketika dengan liar Muslimah bergoyang erotis diatas tubuh kekar pak Renggo, sambil meremas-remas payudara Muslimah, mata pak Renggo merem melek menikmati goyangan pinggul Muslimah dengan vaginanya yang penuh disesaki oleh penis beruratnya. Muslimah bagaikan penari jalang saat menghentakan pinggulnya naik turun dengan kedua tangannya bertumpu di dada bidang pak Renggo.
“Oooooh yeeeeah” tubuh ibu muda itu meliuk-liuk bagai penari jalang,
“Aaaggggh… Ouuuuuph… paaaak… kontolnya sampai mentoooook, enak paaaak”.
Tubuh Muslimah berkilau indah bermandikan keringat birahi ketika berada diatas tubuh kekar yang dikangkanginya. Muslimah dengan bersemangat memacu kuda jantannya untuk mencapai puncak kenikmatan yang hendak diraihnya, ayunan vaginanya yang naik turun semakin liar membenam pada penis berurat pak Renggo dan memek Muslimah semakin basah oleh lendir pelicin yang mengalir dari liang vagina.
Dengan kepala mendongak keatas dan biji mata membelalak Muslimah terus dan terus memacu diatas tubuh kekar lelaki tua tukang kebunnya. Pak Renggo memberikan kesempatan pada ibu muda itu untuk meraih sendiri kenikmatan nafsu birahi, tangan kekar pak Renggo tidak tinggal diam, dengan kasar diremasnya pantat bahenol Muslimah hingga Muslimah mengerang menahan sakit bercampur nikmat, remasan kasar disertai hentakan dari penis yang menusuk keatas kian liar.
Ketika Muslimah akan mencapai pada puncak birahinya, lalu disambarnya bibir pak Renggo dan Muslimah melumat gemas dengan bibir sensualnya sambil terus mengayunkan pantatnya naik turun. Tubuh keduanya melekat jadi satu bersimbah keringat birahi tinggi.
“Ooooouuh, ammmpun.. enaaak”, dan tubuh Muslimah berkejat-kejat diatas tubuh pak Renggo saat ia mendapatkan orgasmenya yang sempurna.
Muslimah memeluk erat tubuh kekar lelaki tua itu hingga kedua payudaranya melekat di dada berotot pak Renggo. Dan kini perempuan cantik berdarah ningrat itu ditindih gantian lagi oleh pak Renggo dan dengan buasnya pak Renggo menyetubuhi ibu muda itu sampai tubuhnya berkelojotan mendapatkan orgasmenya kembali, pak Renggo belum merasa puas kalau belum bisa membuat Muslimah mengerang histeris saat ia setubuhi, lalu ditengkurapkan tubuh Muslimah dengan posisi menungging dan dengan keras dihujamkan penis beruratnya ke dalam vagina yang sempit itu, tubuh Muslimah bergetar hebat saat Penis pak Renggo amblas masuk ke dalam liang memeknya yang telah becek, sambil meremas payudara indah Muslimah pak Renggo mengayunkan penisnya maju mundur dengan ganas dan liar, dengan geramnya kulit punggung Muslimah yang halus itu digigit oleh pak Renggo, rasa sakit bercampur dengan nikmat membuat tubuh Muslimah mengejang mengerang histeris.
“Aaammmpuuuuuun pak.. Ooooh terus pak.. entotin saya yang kuat paaaaak”.
Batang penis besar itu seakan merobek liang vagina Muslimah dan kedutan penis yang keras itu membuat dinding vaginanya secara elastis ikut berdenyut meremas-remas kontol pak Renggo.
“Ouuuuh.. Aggghh..”
Pak Renggo dibuat mengerang oleh cengkraman vagina Muslimah yang berdenyut-denyut, lelaki tua itu masih tetap mempertahankan ejakulasinya agar jangan meledakan lahar hangat dipertengahan permainan liarnya saat memacu kuda betina yang sedang meringkik nikmat menuju garis finish. Rambut panjang Muslimah dibuat bagaikan tali kekang dan hentakan penis pak Renggo terkadang cepat terkadang perlahan. Saat ayunan penis pak Renggo dibuat perlahan dan lembut Muslimah mengerang, mengejang dan meracau.
“Ooooh… enak… enaaaak pak, terus paaaak saya suka dientot sama kontol besaaaaaar paaaaak”
Dan pantat Muslimah bergoyang erotis mengikuti irama ayunan hujaman penis pak Renggo, tubuhnya menggeletar dan rasa sakit rambutnya yang dijambak oleh pak Renggo bercampur dengan rasa nikmat. Wajah Muslimah menengadah ke langit-langit kamar dengan kedua matanya terpejam, menikmati gesekan penis pak Renggo bagaikan gelombang disamudera.
“Ayooo bu goyang terus!…. Ayo sayangku yang binal goyang terus, teruuuus,”
Dan buah pantat Muslimah dipukuli oleh telapak tangan kasar pak Renggo, rasa sakit bercampur nikmat itu membuat gairah Muslimah semakin menggebu bagai orang kesurupan Muslimah menggoyangkan pinggulnya mengikuti irama tusukan penis pak Renggo. Tangan kekar pak Renggo tak pernah diam dan dengan gemas diremasnya kedua payudara Muslimah dengan kasar serta ayunan penisnya semakin liar dan cepat, dengan nafas memburu pak Renggo menghujamkan penis besarnya keluar masuk. Muslimah mengerang histeris bagai orang gila, tubuh Muslimah ikut berguncang-guncang akibat hentakan penis pak Renggo yang menyetubuhinya dari arah belakang.
“Aaaaaapuuuuuun pak… Oooooh…”.
Muslimah melolong panjang dengan tubuh berkelojotan, sambil mendekap dan meremas payudara Muslimah. Lalu pak Renggo membisikan sesuatu pada ibu muda itu.
“Ibu suka ya kalau saya entotin?. Ayoo bilang bu.”
“Yaaaa paak… teruuuus… enaaak pak”.
“Nah… artinya ibu sudah jadi isteri yang jalang yang suka kontol. Ayoo jawab… manisku.” Karena didera oleh rasa akan mencapai puncak kenikmatan, Muslimah menjawab sambil merengek.
“Oooooh pak… terus pak… setubuhi saya sesukamu. Aaaaah Ouuuuhggg… saya suka dientot sama bapak”.
Tiba-tiba dengan kuat dan kasar pak Renggo menghujamkan penis besarnya kembali hingga membuat Muslimah menjerit histeris.
“Ouuuuggh… Ampuuuuuuun saya sampai paaaak… enaaaaak pak… teruuuuus pak entot yang kuat”.